Ki-hoon memanggil, “Eun-jo ya.” Eun-jo berbalik tapi tidak mendekatinya. Ki-hoon sadar kalau Eun-jo tidak akan mendatanginya jadi Ki-hoon mengatakan kalau dia yang akan mendatangi Eun-jo. Ki-hoon mendekat dan melambaikan secarik kertas dihadapan wajah Eun-jo lalu meletakkannya di tangan Eun-jo. Ki-hoon berkata kalau dia tidak pernah menyelesaikan satu kalimat yang pernah dia mulai dengan Eun-jo, sebab kebiasaan Eun-jo yang sering kabur. Ki-hoon, “Jika kau bergerak satu langkah sebelum aku selesai bicara, kau mati, kau bajingan kecil.”
Eun-jo membuka kertas itu dan ada nomer satu sampai empat tulisan disana. Ki-hoon berkata pada Eun-jo kalau banyak hal akan terjadi dan Eun-jo harus: 1). Tidak peduli apa yang terjadi, jangan kaget. 2). Percaya bahwa perusahaan Dae-sung akan bertahan. 3). Kau akan tutup mulut. Dan nomer empat – Ki-hoon akan memberitahukan nomer empat pada Eun-jo kalau Eun-jo masih melihat wajah Ki-hoon setelah semuanya berakhir.
Ki-hoon menyuruh Eun-jo untuk menyimpan catatan itu baik2 sebab catatan itu sangat penting. Eun-jo tidak tahan – apa yang sedang direncanakan Ki-hoon? Ki-hoon berkata kalau yang terpenting bukanlah apa yang akan terjadi masalahnya, semua itu toh akan berlalu. Keesokan harinya, para tetua kembali dan mereka mengatakan pada Eun-jo dan Hyo-sun kalau mereka akan menjual saham mereka pada Hong Ju. Eun-jo sekarang sadar apa arti kata2 Ki-hoon. Hyo-sun mencoba memohon pada para tetua tapi tidak ada hasil. Eun-jo melangkah maju dan mengatakan kalau dia mengerti harapan para tetua.
Hyo-sun ketakutan karena berpikir kalau Eun-jo menyerah, tapi Eun-jo melanjutkan, dengan mengatakan bahwa perusahaan Dae-sung adalah warisan ayah mereka dan mengingatkan mereka pada kesedihan mereka dan kehilangan atas Dae-sung. Eun-jo memberitahukan mereka lagi akan harapan2 Dae-sung agar anak2 perempuannya ingat mimpi2 Dae-sung. Eun-jo meminta mereka untuk mempertimbangkan keputusan itu lagi. Tapi nenek menolak permohonan Eun-jo, “Kau seharusnya tidak bicara sekarang. Biarkan saja sikap2 ibumua itu, kau tidak punya hak untuk berdiri disini dan mengkuliahi kami!”
Eun-jo ketakutan sebab dia tidak punya pembelaan untuk ibunya. Tapi kemudian Hyo-sun yang membela ibu dihadapan para tetua, “Jangan bicara tentang ibu kami dengan gampangnya. Apa kau sudah mengikutinya kemana-mana? Apa kau punya bukti? Aku hidup dengannya dan aku berkata kalau itu tidak benar! Kalau itu benar, orang yang tidak akan bisa memaafkannya adalah aku. Tapi aku telah memberitahumu waktu itu dan sekali lagi sekarang kalau itu tidak benar!” Eun-jo terpaku waktu Hyo-sun berdiri disana dan membela ibu.
Tapi nenek tidak bisa menerima itu. Dia sama sekali tidak bisa mempedulikan Jun-su atau yang lainnya. Dia juga menyingkirkan Hyo-sun sebagai seorang anak dan terus menyeret nama Kang-sook ke hal2 buruk. Nenek mengumumkan kalau seberapa banyak uang yang telah Kang-sook ambil selama 8 tahun ini. Eun-jo terhuyung dan Hyo-sun memeganginya agar tidak jatuh.
Eun-jo memandangi nenek dan menantangnya kalaupun hal itu benar, apa yang akan nenek lakukan soal itu? Ibu mereka sama sekali tidak berhubungan dengan bisnis anggur beras itu dan dia juga mengatakan untuk membawa surat cerai ke kuburan Dae-sung agar bisa ditandatangani olehnya. Mereka tidak punya hal untuk mengusir ibu. Eun-jo berlari keluar ketika para tetua terlihat jengkel.
Hyo-sun mengikuti Eun-jo, yang tidak bisa percaya kalau apa yang dia pikirkan adalah rahasia terbesar yang diketahui oleh seluruh dunia. Satu2nya rahasia adalah dia tidak tahu rahasia itu. Sekarang Hyo-sun yang menyemangati Eun-jo dengan berkata, “Ayo lakukan bersama. Bukan itu masalahnya sekarang. Perusahaan anggur kita… apa kau ingin menyerahkannya pada Hong Ju lalu menyelesaikan semuanya? Apa kau akan begitu?! Aku tidak akan! Aku akan memohon dan berlutut pada para tetua kalau perlu. Kau yang paling pintar… apa yang akan kau lakukan?” Eun-jo terlihat menderita untuk beberapa saat dan meminta waktu 10 menit untuk sendiri dan menjauh. Hyo-sun di belakangnya berteriak, “Hei, kau baru saja mencoba dan menyerah padaku!”
Eun-jo pergi ke gudang anggur untuk menyendiri. Dia menelpon ibu dan meninggalkan voicemail: “Bu, jangan kembali. Bersembunyilah dan jangan kembali. Ya, aku berpikir jika kita bersembunyi cukup baik, semuanya akan menghilang tapi ternyata tidak begitu, Bu. Kau akan menjadi penyihir sampai hati dimana kau meninggal dan aku adalah anak dari penyihir itu. Aku akan membakar tonggak di tempatmu. Kabur saja dan jangan kembali. Selamanya.”
Ki-hoon muncul di belakang Eun-jo dan telah mendengar pesannya. Ki-hoon berjalan mendekati Eun-jo dan menghapus air matanya. Eun-jo bertanya-tanya pada dirinya sendiri, “Jika aku adalah anak penyihir, apa aku juga penyihir? Jika aku penyihir, apa aku mengeluarkan mantra? Aku pasti sudah lupa siapa orang ini, apa yang telah dia lakukan.” Ki-hoon mengingatkan Eun-jo kata2nya tadi malam untuk mempercayakan segalanya pada Ki-hoon. Dia menghapus lagi air mata Eun-jo dan meletakkan tangannya di pundak Eun-jo.
Ki-hoon berkata, “Aku memintamu untuk tidak kaget tapi kau kaget. Aku memintamu untuk tidak berteriak tapi kau sudah menangis. Gadis jahat. Apa kau tahu? Aku juga takut. Tapi meskipun aku takut, aku tidak akan menghindarinya. Aku akan melakukan yang terbaik.” Eun-jo jadi berpikir sendiri, “Dan seperti itulah mantra penyihir berakhir. Saat dia berkata dia takut, aku juga merasakan yang sama.” Eun-jo memanggil Ki-hoon dan bertanya apa yang sebenarnya Ki-hoon rencanakan. Ki-hoon hanya memandangi Eun-jo dan tersenyum lalu berkata kalau yang hanya harus Eun-jo lakukan adalah menunggu seperti gadis yang baik.
Selagi Ki-hoon menyusun rencananya, Eun-jo dan Hyo-sun mengumpulkan keuangan mereka untuk melihat aset apa saja yang mereka bisa kumpulkan. Eun-jo terkejut bahwa Hyo-sun tidak tahu apa2 tentang kekayaan keluarga mereka. Eun-jo sadar kalau rencana Ki-jung selama ini adalah menghapuskan perusahaan Dae-sung dan tidak meninggalkan apa2 jadi Hong Ju bisa memimpin pasar – pada dasarnya hanya menghilangkan pesaing. Dan janji agar Eun-jo tetap melakukan penelitian adalah berarti Eun-jo menjadi pegawai Hong Ju.
Ki-hoon menyerahkan dokumen rahasianya pada ayahnya dan Ki-jung secara bersamaan. Mereka membaca semua lobi-lobi harga dan kegiatan illegal perusahaan Hong Ju lainnya dengan tatapan ngeri, sedangkan Ki-hoon tersenyum penuh kemenangan. Ki-jung bertanya darimana asal dokumen itu dan apa yang Ki-hoon inginkan. Ayah menyuruh Ki-jung untuk diam dan berkata kalau itu bukan dokumen Hong Ju. Ki-jung kehilangan sikap tenangnya untuk pertama kalinya dan menyebut Ki-hoon serigala licik.
Ki-jung berteriak agar bisa tahu apa yang Ki-hoon minta dan mengakui kalau dokumen itu bukanlah dokumen palsu seperti yang ayah katakan. Ki-hoon memuji keberanian mereka dalam melakukan perjanjian gelap ketika Ki-jung dan ayah bereaksi kaget. Ki-jung mengaku kalah dan ayah mengernyit. Ki-hoon berkata, “Kau sudah tahu apa permintaanku. Jangan ganggu kami.” Ki-jung bertanya, “Kami?” dan Ki-hoon langsung menjawabnya, “Perusahaan Dae-sung.”
Kemudian, Ki-hoon menelpon untuk mendengarkan kembali percakapan mereka yang ternyata telah direkam. Eun-jo dan Hyo-sun sudah mendapatkan cara untuk menyelamatkan perusahaan. Eun-jo berkata kalau saham mereka bila digabungkan adalah 40 persen jadi mereka hanya memerlukan dua dari tetua untuk mengganti diri menjadi tim pemenang dan tentu saja setelahnya mereka akan menjadi pemilik saham mayoritas. Tapi salah satu dari tetua itu adalah nenek.
Ki-hoon pulang ke rumah dengan berkendara dan seseorang mengikutinya dari belakang. Eun-jo melihat kalau Ki-hoon punya E-mail baru dan mencoba beberapa password tapi gagal. Ki-hoon tiba di rumah tapi sebelum Ki-hoon bisa masuk ke dalam penjahat yang mengikutinya menarik dan menculiknya.
Hyo-sun membacakan ‘Kongji dan Patzzi’ pada Jun-su sebagai cerita sebelum tidur. Di luar, Jung-woo mengatakan pada Eun-jo kalau dia sudah siap untuk menikah. Eun-jo mengatakan kalau dia akan membantu (secara financial) apapun yang bisa dia bantu meski itu lebih cepat dari yang Eun-jo harapkan. Tapi bukan itu yang Jung-woo maksud.
Hyo-sun mengatakan pada Eun-jo kalau dia punya sesuatu yang ingin dia tunjukkan pada kakak tertuanya itu. Mereka pergi ke kamar Hyo-sun dan diapun mengeluarkan harta karun Hyo-sun yang disimpan dalam sebuah kotak. Hyo-sun mengatakan pada Eun-jo tentang baju yang dia berikan kepada ibu waktu ibu pertama kali tiba di rumah ini dan menunjukkan foto ayah waktu masih kecil. Dia terlihat seperti Jun-su tapi Eun-jo melihat hal yang lain.
Eun-jo membaca surat Ki-hoon itu dengan gemetaran dan Hyo-sun memandangi Eun-jo dengan takut2. Tapi Hyo-sun juga terlihat tenang dengan keputusan itu dan tahu kalau itu hal yang benar buat dilakukan meski hal itu membuat hatinya terluka. Eun-jo membaca surat itu dengan teliti di kamarnya. Kita sudah tahu isi awalnya dan inilah sisanya:
Surat Ki-hoon: Jangan kabur. Jangan pergi kemana-mana. Tunggu aku di rumah. Aku akan bertahan berpikir kalau kau akan menungguku dan aku berharap kau akan bertahan dengan memikirkan kepulanganku. Aku menyukaimu, Eun-jo. Aku paling menyukaimu di dunia ini. Aku mencintaimu. Jika aku berpisah denganmu dalam waktu singkat, aku ingin menuliskanmu surat seperti ini. Jangan pergi kemana dan tunggu aku. Aku mencintaimu, Eun-jo. Aku ingin menuliskanmu surat seperti ini, mengetuk hatiku, memintamu untuk menungguku… Tapi, aku yang telah menyeberangi sungai dan tidak bisa kembali, harus secara menyedihkan bukan memintamu untuk menunggu, tapi menghentikanku. Apa kau akan menghentikanku?
Lalu, Eun-jo melakukan percakapan dengan surat itu. Ini dia:
Surat Ki-hoon: Aku akan membawamu ke bulan dan bintang2.
Eun-jo: Kapan?
Surat Ki-hoon: Apa kau akan menghentikanku?
Eun-jo: Bagaimana?
Surat Ki-hoon: Jika kau memegangiku, aku rasa aku bisa berhenti disini.
Eun-jo: Orang ini berpegang padaku seperti sebatang sedotan.
Kesadaran akan hal ini membuat Eun-jo menangis.
Surat Ki-hoon: Meskipun darah meluncur keluar dari lututmu, kau tidak mampu menangis, sama seperti Hong Ki-hoon yang bodoh.
Eun-jo: Orang ini juga berdarah.
Surat Ki-hoon: Apa kau akan menghentikanku?
Eun-jo: Jika aku tahu orang ini tidak punya apa2 melainkan hanya gadis 18 tahun yang keras kepala untuk menghentikannya, kalau begitu aku tidak punya alasan untuk memanggil namaku sendiri seperti burung dan menangis.
Eun-jo dan Hyo-sun terdiam dan keduanya memikirkan Ki-hoon: Hyo-sun akhirnya melepaskan dan Eun-jo bertahan. Eun-jo pergi ke kamar Ki-hoon pada pagi harinya. Tapi Jung-woo mengatakan padanya kalau Ki-hoon tidak pernah pulang. Eun-jo langsung tahu kalau ada yang tidak beres. Mereka berlari keluar dan melihat mobil Ki-hoon terparkir jauh. Eun-jo mulai panik dan dia mencoba memecah password Ki-hoon lagi. Jung-woo berdiri ketika Eun-jo mencoba untuk mencaritahu langkah selanjutnya. Eun-jo bertanya-tanya apa hal keempat dalam surat itu – hal yang dikatakan akan diberitahu Ki-hoon nanti. Eun-jo menemukan passwordnya: MMM.
Ki-jung yang ternyata menculik Ki-hoon dan Ki-hoon dipukuli. Dia terduduk lemas. Ki-jung berkata kalau dia hanya ingin menahan Ki-hoon untuk beberapa hari sebab perceraian orang tua mereka akan dilaksanakan besok dan perusahaan Dae-sung akan berurusan dengan kejatuhannya.
Ki-hoon menyeringai pada kakaknya, “Aku tidak tahu kalau kau juga seorang penjahat, Kak Ki-jung. Meski bukan untukku, kau tetap ditakdirkan untuk gagal. Aku bisa mengatakan perbuatan macam apa yang kau ambil… betapa lemahnya kau sebenarnya.” Ki-hoon dihantam di wajahnya lagi dan mencoba untuk kabur tapi para penjahat disana tidak membiarkan Ki-hoon pindah 5 langkah sekalipun. Di sisi lain, Eun-jo sedang mendengarkan rekaman percakapan dan memutuskan sikap yang akan dia ambil: menukar Ki-hoon dengan rekaman itu.
Hyo-sun berlutut di depan rumah nenek dan menolak untuk pergi sampai nenek mau bicara dengannya. Dia berteriak apakah nenek siap mengambil tanggung jawab untuk dirinya, Jun-su dan Eun-jo jika nenek menolak ibu untuk kembali. Lalu, seseorang datang dan Hyo-sun menengadah: ternyata Jung-woo. Jung-woo berkata kalau Eun-jo yang mengirimnya untuk menemani Hyo-sun.
Eun-jo menelpon Ki-jung dan mengatakan kalau dia melakukan penculikan. Ki-jung mencoba untuk mengelak dengan bertanya apakah Eun-jo pernah mendengar seseorang yang menculik saudaranya sendiri. Eun-jo mengingatkan Ki-jung kata2nya sendiri bahwa Ki-hoon tidak pernah menjadi saudaranya. Ki-jung mencoba menyangkalnya tapi Eun-jo mengatakan kalau dia akan melakukan pembicraan dengan Ki-jung.
Eun-jo mengatakan pada Ki-jung kalau dia datang kesini dengan maksud untuk menukar Ki-hoon dengan rekaman itu. Tapi kemudian Eun-jo sadar bahwa jika Ki-hoon khawatir tentang kesehatannya, dia tidak akan melakukan ini pada awalnya. Dia juga sadar kalau Ki-hoon pasti tidak ingin dia melakukan barter. Jadi rencana Eun-jo adalah menyerahkan segalanya pada yang berkuasa dan berurusan dengan mereka dengan satu hentakan saja. Eun-jo tidak tahu apa isi dokumen itu tapi berdasarkan rekaman itu, dia berkata bahwa orang paling bodoh akan tahu kalau mereka pasti melakukan sesuatu yang buruk. Ki-jung mencoba mengelak tapi Eun-jo melanjutkan lagi.
Eun-jo: Ini hal yang benar untuk dilakukan. Meski kau menelan Dae-sung Co dan menghancurkannya, meski kau menghapus nama Dae-sung dari Korea selamanya, ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Ayah kami yang sudah meninggal juga akan berpikir begitu. Alasan terbesarnya adalah orang itu… Hong Ki-hoon. Aku tidak ingin membuatnya merasa malu lagi. Orang itu merasa malu selama ini – karena itulah dia tidak bisa mencariku. Karena dia merasa begitu bersalah, dia selalu mengatakan yang sebaliknya. Tidak pernah mengatakan apa yang sebenarnya aku rasakan, aku tidak pernah sekalipun memberikan kata2 yang ramah padanya. Tapi jika aku menukar rekaman ini untuknya, orang itu dan aku… kami tidak akan pernah mendapatkan kesempatan.
Eun-jo mengatakan pada Ki-jung kalau dia akan memberikan waktu pada Ki-jung sebelum dia masuk ke dalam sana. Dan jika Ki-jung membiarkan Ki-hoon pergi dan menelpon Eun-jo, maka Eun-jo akan membatalkan tuntutan yang akan dia berikan pada Ki-jung. Ki-jung ketakutan dan menelpon pengacaranya. Kemudian dia melihat Ki-hoon. Dia terlihat sangat bimbang, masalahnya dia sudah dipukul oleh Ki-hoon dan seorang gadis kecil (Eun-jo).
Telpon Eun-jo berdering dan ternyata dari Ki-hoon. Ki-hoon mengatakan pada Eun-jo agar dia menurunkan kaca mobilnya jadi dia bisa melihat wajah Eun-jo. Eun-jo melakukannya dan mereka bisa saling pandang dari seberang jalan. Ki-hoon berkata, “Siapa yang menyuruhmu melakukan itu?” Eun-jo bertanya apakah Ki-hoon baik2 saja dan menyuruh Ki-hoon untuk pulang ke rumah. Ki-hoon mengatakan kalau Eun-jo tidak boleh menyerahkan bukti itu – hanya itu satu2nya cara untuk menyelamatkan perusahaan. Eun-jo menggelengkan kepalanya dan menangis. Menurut Eun-jo, inilah satu2nya cara agar mereka bisa bersama. Ki-hoon menutup telpon dan mulai menyeberang jalan untuk mencari Eun-jo.
Eun-jo keluar dari mobil dan ketika Ki-hoon tiba2 berhenti, Eun-jo memecahnya lalu berlari ke Ki-hoon dan memeluknya. Kendaraan lalu lalang ketika mereka berpelukan!