Malam itu, Angel, Lisa, Nina, Rizky dan cumi kembar tampak sibuk membahas rubrik majalah sekolah mereka untuk edisi berikutnya. Sesekali mereka bercanda. Bi Minah datang membawakan minuman dan camilan. Cumi kembar mengatakan ide mereka pada Angel, Lisa, Nina dan Rizky. Mendengar ide cumi kembar, Angel, Nina, Lisa dan Rizky kompak menaboki mereka.
“Kok gue ditabok,sih?!” sewot Aldo.
“Denger ya cumi kembar oon, kalau gue ngikutin ide lo, Pak Oscar bukannya senang malah makin kesal!” jawab Angel.
“Eh, cumi, kenapa sih di otak lo, yang ada cuma cewek-cewek seksi!” tanya Nina.
“Mendingan kalian diam aja deh, daripada bikin kita semua tambah stress.” Jawab Lisa.
Tiba-tiba Rizky mendapatkan ide yang sangat brilian. Angel, Nina, dan Lisa sepakat mengikuti ide Rizky. Mereka yakin Pak Oscar bakalan mendukung ide Rizky.
“Thanks ya guys udah mau bantuin gue sama Fathir.”
“Itulah gunanya sahabat.” Jawab Lisa.
“Ya udah, kita balik, ya, udah malam juga.” Pamit Rizky.
“Oke, kalian hati-hati, ya. Gue gak nganter kalian ke depan gak masalah kan?” tanya Nina.
“Gak masalah.” Jawab Rizky. Mereka pun bergegas pulang. Nina membereskan majalah-majalah yang berserakan di lantai. HPnya berteriak nyaring. Nina meraih HP dari saku celananya. Telpon dari Vino!
“Ya, Vin, kenapa?” tanya Angel sambil terus membereskan majalah yg berserakan di lantai.
“Gue ada di depan rumah lo sekarang.”
“Hah?!” Angel kaget lalu mengintip dari jendela. Tampak seorang cowok duduk di atas motor. Cowok itu itu melambaikan tangannya ke Nina.
“Lo ngapain Vin ke sini?”
“Ada yang mau gue omongin sama lo.”
Nina menutup telponnya dan bergegas keluar. Vino turun dari motornya dan melangkah masuk ke halaman rumah Nina. Mereka pun duduk di teras. Vino menghela napas. Ia terlihat putus asa.
“Lo kenapa sih, Vin?”
“Gue mau minta tolong sama lo. Lo mau kan bantuin gue.”
“Emangnya lo mau minta tolong apa?”
“Please, Nin, bantuin gue supaya bisa balikan sama Lisa. Gue sayang banget sama dia.”
“Vin, sebaiknya lo lupain Lisa.”
“Gak!”
“Buat apa sih lo ngejar-ngejar dia sementara dia sama sekali gak mikirin lo. Sebaiknya lo lupain dia, masih banyak cewek yang lebih baik dari dia.” Nina menepuk bahu Vino lalu masuk ke dalam rumahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar