Nina berjalan gontai menyusuri koridor sekolah. Sesekali ia menguap lebar. Gara-gara ulangan fisika, Nina baru tidur jam dua pagi. Seorang cowok memanggil Nina. Nina mengenali suara itu. Suaranya Rizky. Nina pun mengedarkan pandangannya mencari Rizky. Tampak Rizky di lapangan, bersama dengan Fathir. Nina bergegas ke menghampiri mereka di lapangan.
“Lo sekolah di sini juga?” tanya Nina. Rizky mengangguk.
“Gak nyangka ya kita satu sekolah.” ujar Rizky.
“Kalian udah saling kenal?” tanya Fathir.
“Iya sayang, tadi malam Rizky ama nyokapnya makan malam di rumah aku.” jawab Nina. Disinilah Rizky tahu pacar Nina adalah sahabatnya sendiri, Fathir.
“Oh, jadi ini tamu yang kamu maksud?” tanya Fathir. Nina mengangguk. Rizky pun menyingkir dari mereka dengan alasan mau ke toilet. Fathir dan Nina pun beranjak ke kelas. Kelas tampak rame banget pagi itu. Hampir seluruh penghuni kelas termasuk Lisa ada. Padahal baru jam 7. Fathir dan Nina menghampiri Lisa. Lisa tampak sibuk menulis sesuatu di meja.
“Lo ngapain, Lis? Bikin contekan?” tanya Fathir. Pertanyaan Fathir disambut senyuman oleh Lisa.
“Lo gak belajar ya tadi malam?” tanya Nina.
“Lo kan tahu gue, Nin, gue paling benci banget sama yang namanya fisika. So biar dipaksain belajar pun, tetap gak bakalan masuk ke otak gue.”
“Itu mah otak lo aja yang lemot.” ucap Fathir. Lisa ngambek dan makin ngambek saat Nina menertawakannya.
“Gitu aja ngambek. Ntar cantiknya hilang loh.” goda Fathir.
Gak lama kemudian, bel masuk berteriak nyaring. Murid2 pun duduk di tempat masing-masing. Angel belum datang. Nina meraih HPnya, mencoba menghubungi Angel tapi HPnya gak aktif. Bu Susana masuk ke dalam kelas. Gak lama setelah Bu Susana masuk, Angel muncul dengan napas terengah-engah.
“Maaf, Bu, saya telat.” ucap Angel. Bu Susana mempersilahkan Angel duduk di bangkunya.
“Tumben lo telat?” tanya Lisa.
“Iya, tadi di jalan ban mobil gue kempes. Ya terpaksa gue naik angkot.” jawab Angel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar