Dae Sung mendengar permohonan Eun Jo agar Kang Sook mengatakan kalau dia benar-benar mencintai Dae Sung. Tapi Kang Sook mengatakan jika dia menyukai Dae Sung karena pria ini kaya. Eun Jo melihat sekilas Dae Sung di depan pintu kamar rumah sakitnya. Dia bangkit dan mengejar Dae Sung.
Di jalan, Eun Jo berteriak memanggil nama Dae Sung. Suaranya lemah sekali. Akan tetapi, Dae Sung belum menoleh juga. Eun Jo berteriak lagi dan barulah pria itu menoleh sambil tersenyum dengan lemas. Dae Sung mengibaskan tangannya dan Eun Jo mengikutinya. Karena tahu Eun Jo tidak akan kembali, Dae Sung berbalik dan berkata, “Itu bukan sesuatu yang tidak aku ketahui.” Eun Jo terkejut dan dia diminta untuk tidak mengatakan kalau Dae Sung telah mendengar semuanya kepada Kang Sook. Dae Sung pun pergi.
Sementara itu, Ki Hoon dan Hyo Sun duduk di mobil yang terparkir. Hyo Sun berkata jika sebenarnya dia menyukai Eun Jo, “Tapi bagaimana bisa dia melakukan ini padaku, Kak?!” Ki Hoon menyuruhnya untuk tidak menangis. Dia mempermasalahkan tuduhan Hyo Sun pada Eun Jo bahwa Eun Jo telah mencuri semua hal darinya. Ki Hoon berkata, “Jika kau tidak ingin sesuatu diambil darimu, berbuatlah sesuatu dan awasi apa yang memang menjadi milikmu!” Hyo Sun kaget mendengar ucapan ini. Tapi, Ki Hoon menambahkan lagi, “Apa? Apa aku tidak boleh marah? Apa kau berpikir tak ada orang yang bisa marah padamu? Apakah semua orang harus memanjakanmu tak peduli apapun yang kau lakukan? Apa kami harus selalu menerimamu, tertawa untukmu, dan bertepuk tangan untukmu?”
Ki Hoon bertanya apa yang telah Hyo Sun lakukan tanpa bergantung pada orang lain. Dia berkata, “Eun Jo mencuri darimu? Kau belum pernah mengahsilkan apa-apa dengan tenagamu sendiri jadi bagaimana bisa ada yang dicuri darimu?” Hyo Sun menahan air matanya dan dia terlihat sangat marah. Tapi Ki Hoon tidak membiarkannya, “Apa yang kau lihat? Kenapa kau memandang seperti itu? Apa kau merasa mendapat ketidakadilan? Apa kau marah karena aku tidak membelamu? Aku bukan milikmu!”
Hyo Sun tidak bisa menahan air matanya dan bergerak akan memeluk Ki Hoon. Akan tetapi, Ki Hoon mendorongnya, “Musuhmu bukan Eun Jo. Berbuatlah sesuatu dan lindungi apa yang telah kau buat. Jika ada sesuatu yang dicuri darimu tanpa melakukan apa-apa, maka tidak ada yang bisa kau katakan. Mengerti?” Ki Hoon meminta Hyo Sun untuk tidak bergantung padanya – dia tidak akan melakukan hal itu. Ki Hoon berkata dengan putus asa, “Bersikaplah dewasa! Cepat!” Ki Hoon masuk ke dalam mobil dan menyuruh Hyo Sun agar masuk juga. Tapi Hyo Sun tidak mau jadi Ki Hoon pergi saja.
Eun Jo terus mengikuti Dae Sung sampai ke pabrik. Dae Sung menyuruhnya untuk istirahat. Eun Jo bertanya bagimana mungkin Dae Sung bisa seperti ini padahal dia sudah tahu yang sebenarnya. Dae Sung berkata, “Maksudmu meski dia bersamaku jadi dia bisa memanfaatkanku?” Dia menambahkan kalau hal itu tidak apa-apa. Eun Jo merasa sangat bersalah dan tidak mengerti pada sikap Dae Sung. Lalu, Dae Sung berkata kalau Kang Sook adalah orang yang patut dikasihani. Ketika pertama kali bertemu dengan Eun Jo, dia berpikir Eun Jo pastilah selalu berpendapat bila orang lain akan selalu memanfaatkannya karena dibesarkan oleh ibu seperti Kang Sook. Dae Sung merasa bersedih untuk Eun Jo, “Tidak masalah karena aku menyukai ibumu.” Dae Sung mendekati Eun Jo untuk menyuruhnya beristirahat atau apa dia mau piknik? Eun Jo menangis dan berkata, “Apa yang harus aku lakukan?” Dae Sung menjawab, “Jangan tinggalkan aku!”
Acara piknik. Diadakan sebuah permainan yang merupakan perpaduan antara sepakbola, tennis, dan bola voli. Yang ikut juga bermain adalah Ki Hoon dan Jung Woo. Ketika bola meleset ke luar arena, kedua pria ini mengulurkan tangan untuk menerima bola yang dipegang Eun Jo. Dia diam sejenak dan akhirnya membuat keputusan dengan melempar bola itu ke Dae Sung.
Di saat semua orang sedang piknik, Hyo Sun diam sendiri di rumah. Tiba-tiba saja, beberapa orang pria datang sambil marah-marah tentang anggur beras mereka yang rusak. Hyo Sun dengan gugup menelpon Eun – dia sudah mencoba menangani pria-pria ini sendiri tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Hyo Sun mengahadapi orang-orang itu dan meneguk anggur beras itu hingga mendapati bahwa rasanya tidak enak. Hyo Sun berkata jika anggur ini bukan milik mereka – botolnya memang iya, tapi isinya bukan. Hyo Sun memperolah kepercayaan diri dan berkata kalau perusahaan anggurnya menjadikan anggur beras yang lebih sebagai cuka. Tak ada yang percaya dan Hyo Sun berkata dengan nada ceria, “Mau bertaruh denganku?”
Eun Jo, Dae Sung dan yang lain kembali ke rumah sebab mereka tahu Hyo Sun sendirian. Akan tetapi, saat sampai di rumah mereka terkejut mendapati Hyo Sun dan beberapa pria sedang minum anggur. Hyo Sun memberikan anggur yang jelek pada ayah yang mencicipinya dan mendapati rasanya memang jelek. Ayah memberikan pada Eun Jo yang juga merasakan hal yang sama. Hyo Sun memandang Eun Jo dan berkata kalau dia sudah memberitahukan hal itu pada pelanggan – apa Eun Jo bisa percaya dia sekarang? Dengan gugup, paman Hyo Sun menarik Jung Woo ke samping untuk memperingatkannya agar tidak berkata apa-apa. Sebenarnya paman yang melakukan sabotase dengan menjual anggur yang lebih jelek. Meski Jung Woo tidak ikut dalam bisnis itu, sekarang dia curiga melihat reaksi panik paman.
Saat anggur beras yang busuk dijual ke pasaran, berita pun menyebar kalau perusahaan Dae Sung mencampur bahan tertentu ke dalam anggurnya. Dae Sung dan Eun Jo ditanyai oleh polisi dimana meraka membantah telah mencampur bahan tertentu, bahan pengawet pun tidak. Mereka juga mengatakan jika mereka selalu menarik anggur yang akan kadaluarsa dari pasaran. Tapi, belakangan ini pesanan sangat tinggi jadi tidak melakukan itu. Tidak ada campuran bahan kimia apapun di botol anggur yang rusak. Dae Sung berkata tidak apa-apa sementara itu, Eun Jo marah sebab kerja keras mereka jadi hilang. Semua pesanan sudah berhenti dan pabrik tidak berproduksi lagi.
Di pabrik yang kosong, Hyo Sun merasa sangat bingung, dia berkata, “Apa yang seharusnya aku lakukan di saat seperti ini? Baiklah – kau menyuruhku untuk tidak bergantung pada orang lain. Apakah aku diharapkan tidak melakukan apa-apa di saat seperti ini? Apa aku tidak diijinkan untuk bertanya? Apa bertanya juga termasuk bergantung pada orang lain? Oke, aku tidak akan bertanya?” Ketika Hyo Sun berbalik untuk pergi, Ki Hoon muncul dan berkata kalau bagus hal ini tidak terjadi waktu mereka menaikkan produksi. Mereka bisa menangani ini. Hyo Sun bertanya, “Kau baru bilang kalau bulan itu datar, ka?”
Ki Hoon yakin bila ini adalah pekerjaan ayahnya. Dia menyabotase perusahaan Dae Sung untuk mempercepat pengambilalihan. Tapi, Presiden Hong berkata kalau dia tidak ada hubungan dengan ini semua, begitu pula Ki Jung. Ki Hoon memperingatkan ayahnya untuk tidak melakukan ide gila seperti itu pada perusahaan Dae Sung disaat masih lemah. Ki Hoon bekerja disana untuk ayahnya dan saat perisahaan itu diambilalih, Ki Hoon yang akan mengendalikannya. Ki Hoon berkata, “Aku tidak akan merusak perusahaan itu ataupun imej-nya. Aku yang akan menagmbilnya. Dan aku tidak mau mengambil sesuatu yang sudah rusak!” Ki Jung mendengar semua ini dan menebak jika Ki Hoon bekerja di tempat Dae Sung atas perintah ayah.
Malam itu, Kang Sook menyelinap ke kamar Eun Jo untuk bertanya padanya barang-barang apa saja yang diselamatkan sebelum perusahaan hancur. Dia menyuruh Eun Jo untuk mengambil apapun yang masih bisa diambil. Eun Jo tahu bahwa ibunya sangat matre. Dia berkata kalau perusahaan tidak akan hancur dan kalaupun hancur, ada banyak sekali yang bisa diambil. Kang Sook akan mati kekenyangan bukan kelaparan. Kang Sook senang mendengar hal ini.
Jung Woo merasa bersalah. Dia mengingat lagi ekspresi gugup paman tadi. Saat merenung di kamarnya, dia melihat Eun Jo lewat. Dia langsung mengambil baju dan keluar untuk menemuinya. Eun Jo berhenti sejenak untuk memandangi paviliun yang kosong. Dia ingat kalau di tempat itu dulu, Ki Hoon menyanyikan lagu spanyol untuknya. Eun Jo berjalan lagi – dan Jung Woo tidak menemukannya lagi. Eun Jo pergi ke gerbang depan dimana dia mendengar Ki Hoon sedang menyanyikan lagu yang sama. Dia marah. Mereka kemudian berhenti untuk saling tatap. Tapi kemudian Eun Jo berjalan pergi begitu pula Ki Hoon.
Eun Jo pergi ke ruang anggur dan hari ini dia tidak sendiri. Ada suara yang muncul dari balik salah satu kendi. Hyo Sun ada disana juga.
Hyo Sun: Ayo lakukan!
Eun Jo: Apa yang sedang kau bicarakan?
Hyo Sun: Aku tidak akan membiarkanmu memiliki segalanya. Dulu, aku ingin menjadi sepertimu. Kau belajar dengan rajin, dan kau pintar. Kau bersikap seolah-olah kau tidak memerlukan siapapun. Sombong, seolah-olah kau tidak peduli jika tak ada seorang pun yang memedulikanmu. Ada kalanya kau terlihat baik. Tapi kau selalu menuangkan air dingin ke hal-hal yang aku inginkan. Jadi mari selesaikan sekarang. Aku belum tahu bagaimana melakukannya. Tapi, ayo lakukan.
Jung Woo tidak tahu apa yang direncanakan paman tapi dia tahu ada yang tidak beres. Jadi dia pergi ke tempat dimana biasanya paman pergi. Dia menemukan gubuk di hutan dan membawa Ki Hoon dan Dae Sung kesana. Mereka membuka paksa gubuk itu dan menemukan bahan-bahan sabotase. Anggur beras diambil dari pabrik dan dicampur dengan bahan jelek disini lalu dikemas dalam botol perusahaan Dae Sung. Ketika paman sedang bersenang-senang dengan gadis bar, Eun Jo dan yang lain sedang mengadakan rapat keluarga. Eun Jo menghitung semua kerugian mereka dan menyarankan agar mengirim paman ke polisi. Hyo Sun dengan tegas menolak mengirim pamannya ke kantor polisi.
Dae Sung ingin memikirkan cara menyelamatkan perusahaan tanpa mengorbankan paman. Eun Jo menekankan bahwa mereka tidak punya waktu lagi. Tapi, Dae Sung tidak mengindahkannya. Mereka bisa memulai dengan pelan-pelan. Eun Jo terpaksa harus menerima ini tapi dia menolak saran Ki Hoon untuk meminta maaf melalui surat kabar. Dia menjelaskan kalau ada banyak orang di luar sana yang ingin melihat mereka hancur agar bisa membeli perusahaan dengan harga murah. Situasi sedang genting sekarang jadi penting untuk tidak bertindak tergesa-gesa. Ki Hoon ingin tahu apa maksud Eun Jo berkata seperti itu. Siapa yang akan membeli perusahaan mereka? Ki Hoon menarik tangan Eun Jo tapi Jung Woo menarik Ki Hoon dari Eun Joo. Ki Hoon memukul Jung Woo dan Eun Jo pun pergi.
Dae Sung sangat tertekan dengan kondisi perusahaan. Hyo Sun berharap dia bisa membantu, “Aku ingin membantu. Tapi aku bukan apa-apa, benar kan?” Dia juga menambahkan kalau sekarang dia memang tidak bisa melakukan apa-apa tapi dia akan membantu dari sekarang. Dae Sung tersenyum dan kejadian ingin disaksikan oleh Eun Jo yang tiba di depan pintu. Ki Hoon juga melihat hal yang sama.
Dalam rapat yang lain, Ki Hoon menyampaikan ide-nya untuk mengejar pasar Jepang. Hal mendapat respon positif dan Eun Jo menawarkan diri untuk pergi ke Jepang tapi Ki Hoon bilang dia yang akan pergi. Dan yang akan diajak Ki Hoon pergi ke Jepang adalah Hyo Sun. Meski Ki Hoon baru-baru ini mengatakan hal yang keras pada Hyo Sun, dia tetap ingin mengajaknya. Hyo Sun sama terkejutnya seperti Eun Jo. Ki Hoon menjelaskan kalau dia ingin mengajari Hyo Sun bagaimana melindungi apa yang menjadi miliknya. Hyo Sun berkata, “Tapi, kau bilang Eun Jo tidak menagambil apa-apa dariku?” Ki Hoon menjawab, “Ketika seseorang, entah itu Eun Jo atau siapapun, menantangmu dan mencoba mengambil sesuatu yang menjadi milikmu, kau harus melindunginya!”
Eun Jo sedang berjalan sambil membawa dokumen perjalanan. Dia juga memanggil Jung Woo yang sudah berekemas-kemas sebab dia mengira dirinya pasti akan diusir setelah membantu paman. Ketika Eun Jo bilang bahwa mereka bakal bekerja sama untuk melacak keberadaan paman besok, Jung Woo langsung tersenyum, dan berkata, “B…bersama?”
Selama di dalam mobil, Jung Woo tidak hentinya melirik Eun Jo. Dia tahu ini tapi tetap bersikap tenang. Jung Woo berusaha menahan perasaannya tapi dia tidak tahan sudah dan meluapkannya saat makan siang. Jung Woo mengambil potongan lobak Eun Jo dan berkata kalau dulu ada seseorang yang memotong kimchi seperti itu untuknya. Dia akan menagmbil potongan itu dan pemotong kimchi bakal menghantamnya. Eun Jo tidak bereaksi. Kemudian Jung Woo berkata dengan dialect desanya kalau dia akan menemui Eun Jo lagi. Kali ini Eun Jo tersenyum dan berkata, “Kau Han Jung Woo?” Eun Jo berkata mengapa Jung Woo tidak berkata apa dan Jung Woo membalas bahwa dia ingin menunggu sampai Eun Jo mengenalinya. Eun Jo berkata, “Bagaimana aku tahu kalau kau adalah Jung Woo?” Jung Woo bilang, “Karena aku lebih keren? Apa aku membuat jantungmu berdegup kencang?” Eun Jo mencibir tapi dia tersenyum.
Akan tetapi, perjalanan Eun Jo dan Jung Woo sia-sia sebab paman sudah pergi dari motel tempat dia menginap. Mereka melaporkan ini pada Dae Sung yang langsung memegang tangannya sebab jantungnya tidak berdegup dengan baik. Dae Sung mendengar kalau paman akan menggunakan uang hasil menjual anggur yang jelek untuk membeli tanah. Kang Sook melihat suaminya yang kesakitan dan menyuruhnya istirahat. Tapi Dae Sung bilang dia harus pergi dengan putranya.
Di Jepang, Ki Hoon dan Hyo Sun bertemu dengan kenalan orang Jepang mereka. Dua wanita ini bisa bahasa Korea dan sangat menyukai anggur beras mereka. Lebih jauh, kedua wanita ini mengenali Hyo Sun dari video yang beredar di Youtube. Salah satunya bahkan mengatakan kalau putranya sangat menyukai video itu dan mengundang Ki Hoon serta Hyo Sun untuk bertemu putranya.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Eun Jo dan Jung Woo beristirahat sejenak. Jung Woo menyerahkan tabungannya pada Eun Jo. Eun Jo bertanya kenapa dia menyerahkan uang itu padanya. Jung Woo berkata kalau dia mengumpulkan uang itu memang untuk Eun Jo. Jung Woo bertanya, “Jika aku telah mengatakan kalau aku akan menyimpan gaji pertamaku, siapa yang menurutmu akan aku berikan?” Hal ini membuat Eun Jo memikirkan Pak Jang. Dia bertanya bagaimana kabar pria itu tapi dengan cepat membatalkan pertanyaannya dan berkata kalau dia tidak ingin tahu. Tapi Jung Woo juga tidak tahu – dia sudah tinggal sendiri sejak berusia 18 tahun. Jung Woo, “Sebenarnya tidak sendiri karena aku tinggal denganmu.” Eun Jo mengatakan kalau sebaiknya Jung Woo tidak main-main. Dia juga berkata kalau dia akan menerima tabungan Jung Woo dan menambahkan kalau dia akan mengembalikannya saat Jung Woo menikah nanti.
Dan sebuah telpon mengerikan. Di Jepang, Ki Hoon terbangun oleh gedoran keras di pintu. Hyo Sun menangis di depan pintu dan mengatakan kalau ayahnya pingsan.
Di jalan, Eun Jo berteriak memanggil nama Dae Sung. Suaranya lemah sekali. Akan tetapi, Dae Sung belum menoleh juga. Eun Jo berteriak lagi dan barulah pria itu menoleh sambil tersenyum dengan lemas. Dae Sung mengibaskan tangannya dan Eun Jo mengikutinya. Karena tahu Eun Jo tidak akan kembali, Dae Sung berbalik dan berkata, “Itu bukan sesuatu yang tidak aku ketahui.” Eun Jo terkejut dan dia diminta untuk tidak mengatakan kalau Dae Sung telah mendengar semuanya kepada Kang Sook. Dae Sung pun pergi.
Sementara itu, Ki Hoon dan Hyo Sun duduk di mobil yang terparkir. Hyo Sun berkata jika sebenarnya dia menyukai Eun Jo, “Tapi bagaimana bisa dia melakukan ini padaku, Kak?!” Ki Hoon menyuruhnya untuk tidak menangis. Dia mempermasalahkan tuduhan Hyo Sun pada Eun Jo bahwa Eun Jo telah mencuri semua hal darinya. Ki Hoon berkata, “Jika kau tidak ingin sesuatu diambil darimu, berbuatlah sesuatu dan awasi apa yang memang menjadi milikmu!” Hyo Sun kaget mendengar ucapan ini. Tapi, Ki Hoon menambahkan lagi, “Apa? Apa aku tidak boleh marah? Apa kau berpikir tak ada orang yang bisa marah padamu? Apakah semua orang harus memanjakanmu tak peduli apapun yang kau lakukan? Apa kami harus selalu menerimamu, tertawa untukmu, dan bertepuk tangan untukmu?”
Ki Hoon bertanya apa yang telah Hyo Sun lakukan tanpa bergantung pada orang lain. Dia berkata, “Eun Jo mencuri darimu? Kau belum pernah mengahsilkan apa-apa dengan tenagamu sendiri jadi bagaimana bisa ada yang dicuri darimu?” Hyo Sun menahan air matanya dan dia terlihat sangat marah. Tapi Ki Hoon tidak membiarkannya, “Apa yang kau lihat? Kenapa kau memandang seperti itu? Apa kau merasa mendapat ketidakadilan? Apa kau marah karena aku tidak membelamu? Aku bukan milikmu!”
Hyo Sun tidak bisa menahan air matanya dan bergerak akan memeluk Ki Hoon. Akan tetapi, Ki Hoon mendorongnya, “Musuhmu bukan Eun Jo. Berbuatlah sesuatu dan lindungi apa yang telah kau buat. Jika ada sesuatu yang dicuri darimu tanpa melakukan apa-apa, maka tidak ada yang bisa kau katakan. Mengerti?” Ki Hoon meminta Hyo Sun untuk tidak bergantung padanya – dia tidak akan melakukan hal itu. Ki Hoon berkata dengan putus asa, “Bersikaplah dewasa! Cepat!” Ki Hoon masuk ke dalam mobil dan menyuruh Hyo Sun agar masuk juga. Tapi Hyo Sun tidak mau jadi Ki Hoon pergi saja.
Eun Jo terus mengikuti Dae Sung sampai ke pabrik. Dae Sung menyuruhnya untuk istirahat. Eun Jo bertanya bagimana mungkin Dae Sung bisa seperti ini padahal dia sudah tahu yang sebenarnya. Dae Sung berkata, “Maksudmu meski dia bersamaku jadi dia bisa memanfaatkanku?” Dia menambahkan kalau hal itu tidak apa-apa. Eun Jo merasa sangat bersalah dan tidak mengerti pada sikap Dae Sung. Lalu, Dae Sung berkata kalau Kang Sook adalah orang yang patut dikasihani. Ketika pertama kali bertemu dengan Eun Jo, dia berpikir Eun Jo pastilah selalu berpendapat bila orang lain akan selalu memanfaatkannya karena dibesarkan oleh ibu seperti Kang Sook. Dae Sung merasa bersedih untuk Eun Jo, “Tidak masalah karena aku menyukai ibumu.” Dae Sung mendekati Eun Jo untuk menyuruhnya beristirahat atau apa dia mau piknik? Eun Jo menangis dan berkata, “Apa yang harus aku lakukan?” Dae Sung menjawab, “Jangan tinggalkan aku!”
Acara piknik. Diadakan sebuah permainan yang merupakan perpaduan antara sepakbola, tennis, dan bola voli. Yang ikut juga bermain adalah Ki Hoon dan Jung Woo. Ketika bola meleset ke luar arena, kedua pria ini mengulurkan tangan untuk menerima bola yang dipegang Eun Jo. Dia diam sejenak dan akhirnya membuat keputusan dengan melempar bola itu ke Dae Sung.
Di saat semua orang sedang piknik, Hyo Sun diam sendiri di rumah. Tiba-tiba saja, beberapa orang pria datang sambil marah-marah tentang anggur beras mereka yang rusak. Hyo Sun dengan gugup menelpon Eun – dia sudah mencoba menangani pria-pria ini sendiri tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Hyo Sun mengahadapi orang-orang itu dan meneguk anggur beras itu hingga mendapati bahwa rasanya tidak enak. Hyo Sun berkata jika anggur ini bukan milik mereka – botolnya memang iya, tapi isinya bukan. Hyo Sun memperolah kepercayaan diri dan berkata kalau perusahaan anggurnya menjadikan anggur beras yang lebih sebagai cuka. Tak ada yang percaya dan Hyo Sun berkata dengan nada ceria, “Mau bertaruh denganku?”
Eun Jo, Dae Sung dan yang lain kembali ke rumah sebab mereka tahu Hyo Sun sendirian. Akan tetapi, saat sampai di rumah mereka terkejut mendapati Hyo Sun dan beberapa pria sedang minum anggur. Hyo Sun memberikan anggur yang jelek pada ayah yang mencicipinya dan mendapati rasanya memang jelek. Ayah memberikan pada Eun Jo yang juga merasakan hal yang sama. Hyo Sun memandang Eun Jo dan berkata kalau dia sudah memberitahukan hal itu pada pelanggan – apa Eun Jo bisa percaya dia sekarang? Dengan gugup, paman Hyo Sun menarik Jung Woo ke samping untuk memperingatkannya agar tidak berkata apa-apa. Sebenarnya paman yang melakukan sabotase dengan menjual anggur yang lebih jelek. Meski Jung Woo tidak ikut dalam bisnis itu, sekarang dia curiga melihat reaksi panik paman.
Saat anggur beras yang busuk dijual ke pasaran, berita pun menyebar kalau perusahaan Dae Sung mencampur bahan tertentu ke dalam anggurnya. Dae Sung dan Eun Jo ditanyai oleh polisi dimana meraka membantah telah mencampur bahan tertentu, bahan pengawet pun tidak. Mereka juga mengatakan jika mereka selalu menarik anggur yang akan kadaluarsa dari pasaran. Tapi, belakangan ini pesanan sangat tinggi jadi tidak melakukan itu. Tidak ada campuran bahan kimia apapun di botol anggur yang rusak. Dae Sung berkata tidak apa-apa sementara itu, Eun Jo marah sebab kerja keras mereka jadi hilang. Semua pesanan sudah berhenti dan pabrik tidak berproduksi lagi.
Di pabrik yang kosong, Hyo Sun merasa sangat bingung, dia berkata, “Apa yang seharusnya aku lakukan di saat seperti ini? Baiklah – kau menyuruhku untuk tidak bergantung pada orang lain. Apakah aku diharapkan tidak melakukan apa-apa di saat seperti ini? Apa aku tidak diijinkan untuk bertanya? Apa bertanya juga termasuk bergantung pada orang lain? Oke, aku tidak akan bertanya?” Ketika Hyo Sun berbalik untuk pergi, Ki Hoon muncul dan berkata kalau bagus hal ini tidak terjadi waktu mereka menaikkan produksi. Mereka bisa menangani ini. Hyo Sun bertanya, “Kau baru bilang kalau bulan itu datar, ka?”
Ki Hoon yakin bila ini adalah pekerjaan ayahnya. Dia menyabotase perusahaan Dae Sung untuk mempercepat pengambilalihan. Tapi, Presiden Hong berkata kalau dia tidak ada hubungan dengan ini semua, begitu pula Ki Jung. Ki Hoon memperingatkan ayahnya untuk tidak melakukan ide gila seperti itu pada perusahaan Dae Sung disaat masih lemah. Ki Hoon bekerja disana untuk ayahnya dan saat perisahaan itu diambilalih, Ki Hoon yang akan mengendalikannya. Ki Hoon berkata, “Aku tidak akan merusak perusahaan itu ataupun imej-nya. Aku yang akan menagmbilnya. Dan aku tidak mau mengambil sesuatu yang sudah rusak!” Ki Jung mendengar semua ini dan menebak jika Ki Hoon bekerja di tempat Dae Sung atas perintah ayah.
Malam itu, Kang Sook menyelinap ke kamar Eun Jo untuk bertanya padanya barang-barang apa saja yang diselamatkan sebelum perusahaan hancur. Dia menyuruh Eun Jo untuk mengambil apapun yang masih bisa diambil. Eun Jo tahu bahwa ibunya sangat matre. Dia berkata kalau perusahaan tidak akan hancur dan kalaupun hancur, ada banyak sekali yang bisa diambil. Kang Sook akan mati kekenyangan bukan kelaparan. Kang Sook senang mendengar hal ini.
Jung Woo merasa bersalah. Dia mengingat lagi ekspresi gugup paman tadi. Saat merenung di kamarnya, dia melihat Eun Jo lewat. Dia langsung mengambil baju dan keluar untuk menemuinya. Eun Jo berhenti sejenak untuk memandangi paviliun yang kosong. Dia ingat kalau di tempat itu dulu, Ki Hoon menyanyikan lagu spanyol untuknya. Eun Jo berjalan lagi – dan Jung Woo tidak menemukannya lagi. Eun Jo pergi ke gerbang depan dimana dia mendengar Ki Hoon sedang menyanyikan lagu yang sama. Dia marah. Mereka kemudian berhenti untuk saling tatap. Tapi kemudian Eun Jo berjalan pergi begitu pula Ki Hoon.
Eun Jo pergi ke ruang anggur dan hari ini dia tidak sendiri. Ada suara yang muncul dari balik salah satu kendi. Hyo Sun ada disana juga.
Hyo Sun: Ayo lakukan!
Eun Jo: Apa yang sedang kau bicarakan?
Hyo Sun: Aku tidak akan membiarkanmu memiliki segalanya. Dulu, aku ingin menjadi sepertimu. Kau belajar dengan rajin, dan kau pintar. Kau bersikap seolah-olah kau tidak memerlukan siapapun. Sombong, seolah-olah kau tidak peduli jika tak ada seorang pun yang memedulikanmu. Ada kalanya kau terlihat baik. Tapi kau selalu menuangkan air dingin ke hal-hal yang aku inginkan. Jadi mari selesaikan sekarang. Aku belum tahu bagaimana melakukannya. Tapi, ayo lakukan.
Jung Woo tidak tahu apa yang direncanakan paman tapi dia tahu ada yang tidak beres. Jadi dia pergi ke tempat dimana biasanya paman pergi. Dia menemukan gubuk di hutan dan membawa Ki Hoon dan Dae Sung kesana. Mereka membuka paksa gubuk itu dan menemukan bahan-bahan sabotase. Anggur beras diambil dari pabrik dan dicampur dengan bahan jelek disini lalu dikemas dalam botol perusahaan Dae Sung. Ketika paman sedang bersenang-senang dengan gadis bar, Eun Jo dan yang lain sedang mengadakan rapat keluarga. Eun Jo menghitung semua kerugian mereka dan menyarankan agar mengirim paman ke polisi. Hyo Sun dengan tegas menolak mengirim pamannya ke kantor polisi.
Dae Sung ingin memikirkan cara menyelamatkan perusahaan tanpa mengorbankan paman. Eun Jo menekankan bahwa mereka tidak punya waktu lagi. Tapi, Dae Sung tidak mengindahkannya. Mereka bisa memulai dengan pelan-pelan. Eun Jo terpaksa harus menerima ini tapi dia menolak saran Ki Hoon untuk meminta maaf melalui surat kabar. Dia menjelaskan kalau ada banyak orang di luar sana yang ingin melihat mereka hancur agar bisa membeli perusahaan dengan harga murah. Situasi sedang genting sekarang jadi penting untuk tidak bertindak tergesa-gesa. Ki Hoon ingin tahu apa maksud Eun Jo berkata seperti itu. Siapa yang akan membeli perusahaan mereka? Ki Hoon menarik tangan Eun Jo tapi Jung Woo menarik Ki Hoon dari Eun Joo. Ki Hoon memukul Jung Woo dan Eun Jo pun pergi.
Dae Sung sangat tertekan dengan kondisi perusahaan. Hyo Sun berharap dia bisa membantu, “Aku ingin membantu. Tapi aku bukan apa-apa, benar kan?” Dia juga menambahkan kalau sekarang dia memang tidak bisa melakukan apa-apa tapi dia akan membantu dari sekarang. Dae Sung tersenyum dan kejadian ingin disaksikan oleh Eun Jo yang tiba di depan pintu. Ki Hoon juga melihat hal yang sama.
Dalam rapat yang lain, Ki Hoon menyampaikan ide-nya untuk mengejar pasar Jepang. Hal mendapat respon positif dan Eun Jo menawarkan diri untuk pergi ke Jepang tapi Ki Hoon bilang dia yang akan pergi. Dan yang akan diajak Ki Hoon pergi ke Jepang adalah Hyo Sun. Meski Ki Hoon baru-baru ini mengatakan hal yang keras pada Hyo Sun, dia tetap ingin mengajaknya. Hyo Sun sama terkejutnya seperti Eun Jo. Ki Hoon menjelaskan kalau dia ingin mengajari Hyo Sun bagaimana melindungi apa yang menjadi miliknya. Hyo Sun berkata, “Tapi, kau bilang Eun Jo tidak menagambil apa-apa dariku?” Ki Hoon menjawab, “Ketika seseorang, entah itu Eun Jo atau siapapun, menantangmu dan mencoba mengambil sesuatu yang menjadi milikmu, kau harus melindunginya!”
Eun Jo sedang berjalan sambil membawa dokumen perjalanan. Dia juga memanggil Jung Woo yang sudah berekemas-kemas sebab dia mengira dirinya pasti akan diusir setelah membantu paman. Ketika Eun Jo bilang bahwa mereka bakal bekerja sama untuk melacak keberadaan paman besok, Jung Woo langsung tersenyum, dan berkata, “B…bersama?”
Selama di dalam mobil, Jung Woo tidak hentinya melirik Eun Jo. Dia tahu ini tapi tetap bersikap tenang. Jung Woo berusaha menahan perasaannya tapi dia tidak tahan sudah dan meluapkannya saat makan siang. Jung Woo mengambil potongan lobak Eun Jo dan berkata kalau dulu ada seseorang yang memotong kimchi seperti itu untuknya. Dia akan menagmbil potongan itu dan pemotong kimchi bakal menghantamnya. Eun Jo tidak bereaksi. Kemudian Jung Woo berkata dengan dialect desanya kalau dia akan menemui Eun Jo lagi. Kali ini Eun Jo tersenyum dan berkata, “Kau Han Jung Woo?” Eun Jo berkata mengapa Jung Woo tidak berkata apa dan Jung Woo membalas bahwa dia ingin menunggu sampai Eun Jo mengenalinya. Eun Jo berkata, “Bagaimana aku tahu kalau kau adalah Jung Woo?” Jung Woo bilang, “Karena aku lebih keren? Apa aku membuat jantungmu berdegup kencang?” Eun Jo mencibir tapi dia tersenyum.
Akan tetapi, perjalanan Eun Jo dan Jung Woo sia-sia sebab paman sudah pergi dari motel tempat dia menginap. Mereka melaporkan ini pada Dae Sung yang langsung memegang tangannya sebab jantungnya tidak berdegup dengan baik. Dae Sung mendengar kalau paman akan menggunakan uang hasil menjual anggur yang jelek untuk membeli tanah. Kang Sook melihat suaminya yang kesakitan dan menyuruhnya istirahat. Tapi Dae Sung bilang dia harus pergi dengan putranya.
Di Jepang, Ki Hoon dan Hyo Sun bertemu dengan kenalan orang Jepang mereka. Dua wanita ini bisa bahasa Korea dan sangat menyukai anggur beras mereka. Lebih jauh, kedua wanita ini mengenali Hyo Sun dari video yang beredar di Youtube. Salah satunya bahkan mengatakan kalau putranya sangat menyukai video itu dan mengundang Ki Hoon serta Hyo Sun untuk bertemu putranya.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Eun Jo dan Jung Woo beristirahat sejenak. Jung Woo menyerahkan tabungannya pada Eun Jo. Eun Jo bertanya kenapa dia menyerahkan uang itu padanya. Jung Woo berkata kalau dia mengumpulkan uang itu memang untuk Eun Jo. Jung Woo bertanya, “Jika aku telah mengatakan kalau aku akan menyimpan gaji pertamaku, siapa yang menurutmu akan aku berikan?” Hal ini membuat Eun Jo memikirkan Pak Jang. Dia bertanya bagaimana kabar pria itu tapi dengan cepat membatalkan pertanyaannya dan berkata kalau dia tidak ingin tahu. Tapi Jung Woo juga tidak tahu – dia sudah tinggal sendiri sejak berusia 18 tahun. Jung Woo, “Sebenarnya tidak sendiri karena aku tinggal denganmu.” Eun Jo mengatakan kalau sebaiknya Jung Woo tidak main-main. Dia juga berkata kalau dia akan menerima tabungan Jung Woo dan menambahkan kalau dia akan mengembalikannya saat Jung Woo menikah nanti.
Dan sebuah telpon mengerikan. Di Jepang, Ki Hoon terbangun oleh gedoran keras di pintu. Hyo Sun menangis di depan pintu dan mengatakan kalau ayahnya pingsan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar