Flashback ke episode 5. Di dalam mobil, Ki Hoon mengeraskan volume lagu yang dulu dia pernah mainkan untuk Eun Jo, tapi saat ini Eun Jo sedang tidak ingin mengenang masa lalu. Atas sikap dinginnya, Ki Hoon merenung kalau hal ini begitu mudah bagi Eun Jo. Bahwa dia hanya melupakan segalanya dan pergi.
Hyo Sun sebenarnya terbangun di kursi belakang dan membaca ketegangan yang terjadi. Ketika dia diselimuti di atas tempat tidurnya, dia bangun lagi dan mengendap-endap keluar. Hyo Sun melihat Ki Hoon menarik pergelangan tangan Eun Jo.
Ki Hoon dan Eun Jo berada di luar dan berkali-kali Ki Hoon berkata, “Eun Jo ya.” Hal ini membuat Eun Jo membeku di tempatnya. Dia menangis selama beberapa saat dan masih memunggungi Ki Hoon. Kemudian dia menghapus air matanya dan menguatkan diri untuk menghadapi Ki Hoon.
Eun Jo berbalik dan memuntahkan kemarahannya, cepat dan penuh amarah: “Siapapun kau, bagaimanapun kau tertawa, siapapun namamu, satu pun tak berarti sekarang. Kau bukan apa-apa buatku sekarang. Panggil namaku atau tertawa, coba saja. Lalu aku akan… menghabisimu.” Hyo Sun telah mendengar segalanya dan kembali ke dalam. Dia berpapasan dengan ayah yang sedang menggendong Jun Su. Dia tersenyum dan berpikir, “Semua orang pergi piknik… meninggalkanku di belakang… meninggalkanku di belakang… meninggalkanku di belakang.”
Dae Sung memanggil Eun Jo untuk sebuah pertemuan, dimana dia memberitahu Eun Jo kalau dia bisa pergi. Dae Sung berkata pada Eun Jo kalau dia tidak pernah berpikir bila Eun Jo mau tinggal dengan keinginan untuk pergi suatu hari nanti. Dia memuji Eun Jo karena begitu pintar, rajin, pekerja keras, dan menambahkan dengan manis kalau Eun Jo ingin terbang, dia akan memintalkan sayap untuknya. Dae Sung berkata kalau dia tidak pernah berpikir sedetik pun kalau Eun Jo berhutang padanya.
Eun Jo menjawab kalau dia tahu. Tapi Dae Sung menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak, kau tidak tahu. Kau tidak tahu. Kau tidak mungkin tahu. Kalau ya, kau tidak akan mengatakan hal-hal semacam itu.” Dae Sung berkata kalau dia tidak pernah membedakan Eun Jo dari Hyo Sun. Kemudian mengaku kalau mungkin ya, tapi di tempat yang tersembunyi dan tidak ada yang tahu kenapa. Dia menambahkan kalau itu masalahnya, dia tidak malu.
Dae Sung berkata kalau dia merasa Eun Jo merasakan hal yang sama. Dia meminta Eun Jo untuk memberikan proposal tentang rencana hidupnya sebelum dia pergi. Dae Sung berkata kalau sebagai ayah yang telah mengubah nama keluarga Eun Jo, dia berhak tahu kalau Eun Jo telah memiliki rencana hidup – cara dia mencapai impiannya. Eun Jo berkata kalau dia akan membuatnya, yang membuat Dae Sung sedih.
Kemudian… Kang Sook muncul. Dia telah mendengarkan isi dari percakapan itu. Dia bersimpuh dan menangis. Kang Sook berpikir kalau dirinya dan Eun Jo sedang diusir. Dia pingsan di tangan Eun Jo, yang membuat putrinya dan Dae Sung panik.
Di sisi lain rumah, Hyo Sun menjelaskan pada Ki Hoon kalau dia sudah memutuskan untuk menikahinya, jadi dia harus ikut acara lamaran. Apa lagi sekarang, pikir Ki Hoon. Tapi Hyo Sun serius sekarang. Ki Hoon tertawa dan berkata, “Iya,” hanya saja ini bukan reaksi yang diinginkan Hyo Sun. Dia lantas mengatakan kalau dirinya tahu Ki Hoon menyukai Eun Jo. Tapi itu tidak boleh berlanjut karena bagaimanapun Ki Hoon adalah miliknya. Sudah begitu sejak dulu dan akan terus begitu.
Dokter sudah pergi dan Eun Jo duduk di samping tempat tidur ibu, memintanya untuk beristirahat dan bersikap santai saja. Ibu bertanya apakah mereka berdua saja dan Eun Jo mengiyakannya. Kang Sook lantas bangkit dan menyerang Eun Jo karena sudah berpikir untuk pergi. Dia mengomel kalau dia sudah merancang segalanya untuk Eun Jo dan Jun Su agar bisa mewarisi perusahaan. Bagaimana mungkin Eun Jo berencana pergi?
Eun Jo berusaha menahan air matanya dan Kang Sook memberitahunya untuk bertahan dan tidak berencana untuk pergi. Eun Jo benar-benar tidak percaya pada hal ini, “Aku seharusnya sudah mati.” Kang Sook tidak mengerti apa yang sudah terjadi dan memperingatkan putrinya untuk tidak bicara tentang pergi lagi. Hyo Sun masuk dan memeluk ibu. Kang Sook langsung menyambut malaikatnya itu.
Eun Jo keluar, dimana Jung Woo sudah menunggunya disana. Eun Jo berjalan pelan ke sungai dimana dia benar-benar merasa sedih. Jung Woo mengikutinya. Dia hanya berdiri saja saat Eun Jo duduk. Dia ingin mendekati noona tapi tidak berani. Akhirnya Jung Woo memutuskan kalau inilah saatnya. Dia lantas berjalan mendekati Eun Jo. Tapi, ketika Jung Woo duduk di sebelahnya, Eun Jo tiba-tiba saja bangkit untuk pergi.
Jung Woo bangkit juga dan mengejar Eun Jo. Hal ini membuat noona berbalik dan bertanya apakah dia ada urusan atau ayah sedang mencarinya. Jung Woo hanya menggangguk dan sadar kalau dia tidak ingin diganggu. Eun Jo kemudian pergi tepat saat Jung Woo berkata, “Noona,” dan sama sekali tidak didengar olehnya. Saat itu juga paman Hyo Sun mencari Jung Woo untuk melakukan pengantaran rahasia. Dia bahkan memberi Jung Woo banyak uang.
Malam itu Dae Sung memberitahu Eun Jo kalau dia tidak akan memecat Ki Hoon karena dia sangat berguna. Dia akan memberhentikan Ki Hoon kalau Ki Hoon memang mau berhenti. Dae Sung bertanya pada Eun Jo tentang Life Plan yang tempo hari dimintanya tapi Eun Jo tidak punya. Jadi Dae Sung menduga kalau Eun Jo tidak jadi pergi karena ibu dan merasa sangat bersyukur. Dia berkata kalau dia tidak tahu harus berbuat apa bila Eun Jo benar-benar pergi.
Dae Sung menambahkan kalau dia tahu Eun Jo bisa mengurus dirinya sendiri. Dia hanya ingin agar Eun Jo menemukan tempat yang tepat bagi dirinya dan sampai waktu itu tiba, Dae Sung ingin menjaga Eun Jo. Keinginan Eun Jo untuk membayar hutang pada Dae Sung mengindikasikan kalau dia tidak tahu perasaan Dae Sung yang sebenarnya. Eun Jo berkata, “Rumah ini rumit. Jangan berikan hatimu padaku dan kalau sudah kau berikan sebaiknya kau ambil lagi. Aku ini orang yang mengerikan. Begitu mengerikan.. kau tidak akan pernah bisa membayangkannya. Kalau kau tahu apa yang aku pikirkan, kau tidak akan mau melihatku. Untuk sekarang, aku tetap tinggal karena ibu tapi aku akan pergi…”
Ki Hoon pergi untuk bertemu dengan ayahnya di sebuah hotel dan berkata kalau pekerjaan yang sekarang tidak sesuai dengan waktu dan usahanya. Papa Hong berkata kalau Ki Hoon melunak karena perasaannya pada Dae Sung. Tapi Ki Hoon membenarkan dan berkata kalau dia tidak sama dengan Ki Hoon 8 tahun lalu. Ketika dia pergi, dia sudah meninggalkan semua perasaannya disana.
Ayah tidak mengerti, apa maksudnya ini? Ki Hoon tertawa dan bercerita kalau permainan ini seperti sejarah era Dinasti Joseon. Ayah menyuruh pangeran untuk menjatuhkan raja dan merebut mahkota. Dia juga bilang kalau dia sudah menarik pedangnya dalam pertempuran tapi akhirnya dia tahu kalau musuhnya masih muda. Ayah tidak perlu khawatir pada Dae Sung. Ki Hoon berencana untuk berisitirahat dulu sebelum memikirkan rencana selanjutnya untuk menolong ayah.
Ayah berkata kalau Ki Hoon tidak tahu apa-apa. Dia menyerahkan dokumen. Ayah berkata kalau Ki Jung sudah menawar perusahaan Dae Sung dan ayah tidak mau membiarkan Ki Jung mendapatkannya sebab putranya itu sedang melakukan perluasan. Ayah juga menambahkan, “Apakah kau tidak ingin tahu bagaimana sebenarnya ibumu meninggal?”
Saat pergi dari hotel itu, Ki Hoon melihat Eun Jo lewat dengan berpakaian rapi dengan sepatu hak tinggi. Eun Jo sedang dalam acara pertemuan dengan teman kencan. Sudah diatur. Ki Hoon mengikutinya. Acaranya berlangsung mengerikan karena Eun Jo bersikap dingin. Pria itu bertanya berapa tinggi Eun Jo. Dan dia menjawab, “Harus seberapa tinggi aku agar kau menikahiku? Jika aku 170, akankah kau menikahiku? 172?” Ki Hoon terpukul mendengar Eun Jo membicarakan pernikahan dengan pria lain.
Dia menemui Eun Jo di luar dan bertanya apakah dia sedang dalam acara perjodohan lalu menambahkan kalau pria itu pasti tidak menarik karena itu dia pergi begitu cepat. Eun Jo hanya diam seperti es dan malah pergi. Ki Hoon mengikutinya dan berhasil menjangkaunya di jalan yang tinggi. Ki Hoon terus berusaha untuk mengejar dan menghentikannya. Tapi Eun Jo menambah kecepatan dan meninggalkan Ki Hoon jauh di belakang. Ki Hoon akhirnya berhasil memotong dan memintanya untuk pelan-pelan maka dia akan berhenti mengejar. Ki Hoon berkata kalau tidak aman dan dia akan berhenti mengejar. Dia juga berkata, “Aku tidak akan mengejarmu. Aku tidak akan mencoba menahanmu dan aku tidak akan memintamu untuk menahanku. Jadi kau tidak perlu lari. Kau mengerti? Bagaimanapun, aku juga…” Ki Hoon berhenti. Dia tidak mampu melanjutkan kata-katanya.
Eun Jo sampai di rumah dimana Jung Woo mengikutinya. Eun Jo memperhatikan Jung Woo dan bertanya apakah ada hal yang ingin dia sampaikan. Jung Woo tersenyum dan menggeleng. Ketika Eun Jo masuk ke dalam, Jung Woo membalik sepatu Eun Jo. Dia memperhatikan. Jung Woo berkata kalau hal itu adalah sumpah bagi orang yang dulu memberinya makan. Eun Jo mengerti karena dia adalah bos-nya. Jung Woo menambahkan kalau dia berterimakasih pada saat dimana dulu Eun Jo memberinya makan dan menjadi satu-satunya orang yang menjaganya.
Malam itu, Ki Hoon merenung di paviliunnya, dan memutuskan untuk menelpon Papa Hong. Dia berkata kalau ayah harus berjanji padanya ketika mereka mendapatkan perusahaan Dae Sung, Ki Hoon akan mendapatkan kendali penuh. Barulah dia mau menjalankan pekerjaannya.
Hari berikutnya, Hyo Sun memulai pekerjaannya sebagai pencuci beras. Dia mengeluh tapi kemudian dia ingat pada kata hatinya dan ingin membuktikan pada ayah dan Eun Jo. Ayah memarahinya karena sudah menumpahkan sebutir beras. Hyo Sun berpikir, “Apakah dia tidak berguna?” Kemudian dia menenangkan hatinya dan melanjutkan pekerjaannya.
Eun Jo datang dan membuat Jung Woo berdiri karena melihatnya. Eun Jo ingin bertemu dengan Hyo Sun saat dia sudah selesai. Ketika Eun Jo pergi, Jung Woo memberi hormat padanya, penuh harap, tapi Eun Jo mengabaikannya.
Eun Jo menyuruh Hyo Sun untuk mencoba pakaian dan ketika Hyo Sun bertanya itu untuk apa, Eun Jo hanya bilang kalau dia cantik. Hyo Sun membalas kalau perkataan itu tidak mempan lagi. Dia menyebut Eun Jo pembohong. Eun Jo mengatakan itu hanya agar membuat ego Hyo Sun naik dan dia pun mau melakukan apapun yang Eun Jo inginkan.
Tapi akhirnya syuting dimulai setelah sedikit cekcok. Ki Hoon memandang layar sambil tersenyum. Eun Jo memperhatikan Ki Hoon dengan tatapan cemburu. Tapi Ki Hoon tidak memperhatikan. Eun Jo kemudian bangkit dan pergi. Barulah Ki Hoon memperhatikannya.
Mereka bertiga kemudian pergi makan, dimana Eun Jo hanya memikirkan pekerjaan sementara Hyo Sun makan dengan tenangnya. Hyo Sun ingin menyuapi Ki Hoon dihadapan Eun Jo jadi menyuruh kakaknya itu minum saja. Tapi Eun Jo tidak bisa memegang minumannya dengan baik, jadi Ki Hoon turun tangan dan menyeimbangkan minuman Eun Jo.
Hyo Sun menelpon pamannya, yang mengirim Jung Woo untuk menjemput mereka. Eun Jo dan Ki Hoon sudah mabuk dan Jung Woo-lah yang akhirnya mengantar mereka pulang. Selama di dalam mobil, Hyo Sun memperhatikan kalau Jung Woo mencuri-curi pandang ke Eun Jo. Dia lalu bertanya siapa namanya dan tahu kalau dia baru dikeluarkan dari tentara.
Jung Woo membawa Ki Hoon ke tempat tidurnya sementara itu, Hyo Sun membawa dompet kakaknya masuk. Dia melihat dompet Eun Jo ada robekan. Dia kemudian menjumpai Jung Woo saat kembali ke mobil untuk menjemput Eun Jo. Ketika mereka sampai disana, Eun Jo sudah tidak ada. Mereka mencari Eun Jo keliling rumah. Ki Hoon terbangun dan mendengar apa yang terjadi. Dia tahu dimana Eun Jo berada. Ki Hoon pergi ke gudang anggur mereka dimana dia menemukan Eun Jo yang mabuk. Mata mereka saling bertemu. Ki Hoon ingin membawa Eun Jo tapi tidak jadi. Dia malah pergi. Jung Woo masuk dan akhirnya membawa Eun Jo kembali ke dalam rumah.
Debut Hyo Sun sebagai bintang iklan. Dia tampil cukup manis. Karena itu pula, banyak pesanan berdatangan yang membuat mereka harus bekerja keras. Untungnya ada Eun Jo yang bertindak cepat dengan idenya untuk meningkatkan produksi. Jadi semua pesanan yang datang dapat dipenuhi.
Mereka merayakannya, tapi tidak jadi karena hidung Eun Jo berdarah. Dia sudah tidak tidur semalaman dan ambruk di tangan ayah. Ki Hoon menggendongnya ke rumah sakit. Hyo Sun duduk di sisi tempat tidur Eun Jo.
Hyo Sun: “Wow, Song Eun Jo, tidak, sekarang Gu Eun Jo. Aku bahkan tidak bisa menirunya. Aku tidak bisa menjadi seperti dia. Jika aku mencoba menjadi seperti dia, kakiku akan putus…. Aku ingin menangis… aku tidak sepenuhnya mengkhawatirkannya tapi air mataku tidak mau berhenti…”
Hyo Sun berteriak membangunkan Eun Jo, “Unni ya. Unni ya, jangan mati. Aku akan bekerja dengan baik. Aku akan mengagumimu. Jangan mati, Unni ya.” Hyo Sun menangis dan saat itulah Eun Jo bangun dan menyuruhnya diam. Dia menghapus air mata Hyo Sun dan bertanya, “Apa aku sekarat? Apa mereka bilang aku akan mati? Atau kau berharap aku mati?” Eun Jo mencoba untuk bangkit tapi Hyo Sun menghentakkannya.
Hyo Sun: “Kau lemah. Aku belum pernah bertemu gadis seperti kau seumur hidupku. Kau ingin membuatku terlihat menyedihkan, iya kan? Karena itulah kau muncul di rumah kami, iya kan? Kemana kau pergi? Jangan bergerak sedikit pun. Aku tidak tahan melihatmu bergerak. Aku tidak tahan melihatmu berbicara. Kau hanya ingin mengesankan ayah jadi tidak tidur semalaman dan diam di lab hingga hidungmu berdarah. Meski kau tidak melakukan itu, aku selalu dibandingkan denganmu dan menjadi orang yang menyedihkan. Kau menjadi orang yang dipercaya. Coba saja lagi. Aku berharap sesuatu seperti dirimu mati saja!”
Saat itulah momen kemunculan ayah dan ibu. Ayah tidak percaya kalau kata-kata itu keluar dari mulut Hyo Sun. Hyo Sun kabur karena takut akan dimarahi lagi. Dia masuk ke dalam mobil Ki Hoon dan memintanya untuk membawanya pergi.
Kang Sook duduk di dekat Eun Jo dan berkata kalau dia akan baik-baik saja. Dia memintanya untuk tidak bekerja terlalu keras, toh nantinya perusahaan bakal jadi milik Eun Jo. Eun Jo bertanya apakah ketika mereka tinggal di Gunsan ibu mencoba bunuh diri. Ibu menjawab kalau kadang perlu perbuatan ekstrem untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Eun Jo bertanya lagi apakah ibu akan mencoba bunuh diri lagi bila Eun Jo pergi. Ibu bilang ya. Eun Jo sama sekali tidak percaya hal itu. Ibu mau mati untuknya? Ibu, “Kenapa aku harus berbohong?” Eun Jo, “Aku berharap itu bohong!” Ibu kemudian memeriksa apakah pintu tertutup, dan berjalan ke Eun Jo.
Kang Sook kemudian menceritakan bagaimana masa kecil Eun Jo yang menderita. Dimana dia harus menggali sampah untuk mendapatkan makanan agar Eun Jo tidak kelaparan. Ketika Eun Jo sakit, Kang Sook sangat khawatir dan bahkan berani menantang Buddha. Dia kemudian meminta Eun Jo untuk tidak bergerak.
Eun Jo bertanya apakah Kang Sook mencintai Dae Sung. Ibu terkejut pada pertanyaan itu. Eun Jo ingin tahu apakah dia benar-benar mencintai Dae Sung atau laki-laki itu hanya mangsa baru untuk diporoti hartanya. Eun Jo menangis dan ingin sekali menemukan sedikit rasa kemanusiaan di hati ibunya. Eun Jo meminta ibunya untuk mengatakan kalau Dae Sung bukan pria yang ingin diporoti ibu tapi pria yang sungguh-sungguh dia cintai. Jika dia berkata begitu, Eun Jo akan memaafkan semua kesalahannya. Kang Sook berkata dia benar-benar menyukai Dae Sung… sangat… karena dia punya harta untuk diporoti.
Kemudian Dae Sung membuka pintu. Dia telah mendengar pertanyaan Eun Jo dan jawabannya yang mengejutkan. Ketika Dae Sung masuk, Eun Jo berteriak seperti orang gila. Dia mencoba untuk menutup kenyataan mengerikan itu.
Hyo Sun sebenarnya terbangun di kursi belakang dan membaca ketegangan yang terjadi. Ketika dia diselimuti di atas tempat tidurnya, dia bangun lagi dan mengendap-endap keluar. Hyo Sun melihat Ki Hoon menarik pergelangan tangan Eun Jo.
Ki Hoon dan Eun Jo berada di luar dan berkali-kali Ki Hoon berkata, “Eun Jo ya.” Hal ini membuat Eun Jo membeku di tempatnya. Dia menangis selama beberapa saat dan masih memunggungi Ki Hoon. Kemudian dia menghapus air matanya dan menguatkan diri untuk menghadapi Ki Hoon.
Eun Jo berbalik dan memuntahkan kemarahannya, cepat dan penuh amarah: “Siapapun kau, bagaimanapun kau tertawa, siapapun namamu, satu pun tak berarti sekarang. Kau bukan apa-apa buatku sekarang. Panggil namaku atau tertawa, coba saja. Lalu aku akan… menghabisimu.” Hyo Sun telah mendengar segalanya dan kembali ke dalam. Dia berpapasan dengan ayah yang sedang menggendong Jun Su. Dia tersenyum dan berpikir, “Semua orang pergi piknik… meninggalkanku di belakang… meninggalkanku di belakang… meninggalkanku di belakang.”
Dae Sung memanggil Eun Jo untuk sebuah pertemuan, dimana dia memberitahu Eun Jo kalau dia bisa pergi. Dae Sung berkata pada Eun Jo kalau dia tidak pernah berpikir bila Eun Jo mau tinggal dengan keinginan untuk pergi suatu hari nanti. Dia memuji Eun Jo karena begitu pintar, rajin, pekerja keras, dan menambahkan dengan manis kalau Eun Jo ingin terbang, dia akan memintalkan sayap untuknya. Dae Sung berkata kalau dia tidak pernah berpikir sedetik pun kalau Eun Jo berhutang padanya.
Eun Jo menjawab kalau dia tahu. Tapi Dae Sung menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak, kau tidak tahu. Kau tidak tahu. Kau tidak mungkin tahu. Kalau ya, kau tidak akan mengatakan hal-hal semacam itu.” Dae Sung berkata kalau dia tidak pernah membedakan Eun Jo dari Hyo Sun. Kemudian mengaku kalau mungkin ya, tapi di tempat yang tersembunyi dan tidak ada yang tahu kenapa. Dia menambahkan kalau itu masalahnya, dia tidak malu.
Dae Sung berkata kalau dia merasa Eun Jo merasakan hal yang sama. Dia meminta Eun Jo untuk memberikan proposal tentang rencana hidupnya sebelum dia pergi. Dae Sung berkata kalau sebagai ayah yang telah mengubah nama keluarga Eun Jo, dia berhak tahu kalau Eun Jo telah memiliki rencana hidup – cara dia mencapai impiannya. Eun Jo berkata kalau dia akan membuatnya, yang membuat Dae Sung sedih.
Kemudian… Kang Sook muncul. Dia telah mendengarkan isi dari percakapan itu. Dia bersimpuh dan menangis. Kang Sook berpikir kalau dirinya dan Eun Jo sedang diusir. Dia pingsan di tangan Eun Jo, yang membuat putrinya dan Dae Sung panik.
Di sisi lain rumah, Hyo Sun menjelaskan pada Ki Hoon kalau dia sudah memutuskan untuk menikahinya, jadi dia harus ikut acara lamaran. Apa lagi sekarang, pikir Ki Hoon. Tapi Hyo Sun serius sekarang. Ki Hoon tertawa dan berkata, “Iya,” hanya saja ini bukan reaksi yang diinginkan Hyo Sun. Dia lantas mengatakan kalau dirinya tahu Ki Hoon menyukai Eun Jo. Tapi itu tidak boleh berlanjut karena bagaimanapun Ki Hoon adalah miliknya. Sudah begitu sejak dulu dan akan terus begitu.
Dokter sudah pergi dan Eun Jo duduk di samping tempat tidur ibu, memintanya untuk beristirahat dan bersikap santai saja. Ibu bertanya apakah mereka berdua saja dan Eun Jo mengiyakannya. Kang Sook lantas bangkit dan menyerang Eun Jo karena sudah berpikir untuk pergi. Dia mengomel kalau dia sudah merancang segalanya untuk Eun Jo dan Jun Su agar bisa mewarisi perusahaan. Bagaimana mungkin Eun Jo berencana pergi?
Eun Jo berusaha menahan air matanya dan Kang Sook memberitahunya untuk bertahan dan tidak berencana untuk pergi. Eun Jo benar-benar tidak percaya pada hal ini, “Aku seharusnya sudah mati.” Kang Sook tidak mengerti apa yang sudah terjadi dan memperingatkan putrinya untuk tidak bicara tentang pergi lagi. Hyo Sun masuk dan memeluk ibu. Kang Sook langsung menyambut malaikatnya itu.
Eun Jo keluar, dimana Jung Woo sudah menunggunya disana. Eun Jo berjalan pelan ke sungai dimana dia benar-benar merasa sedih. Jung Woo mengikutinya. Dia hanya berdiri saja saat Eun Jo duduk. Dia ingin mendekati noona tapi tidak berani. Akhirnya Jung Woo memutuskan kalau inilah saatnya. Dia lantas berjalan mendekati Eun Jo. Tapi, ketika Jung Woo duduk di sebelahnya, Eun Jo tiba-tiba saja bangkit untuk pergi.
Jung Woo bangkit juga dan mengejar Eun Jo. Hal ini membuat noona berbalik dan bertanya apakah dia ada urusan atau ayah sedang mencarinya. Jung Woo hanya menggangguk dan sadar kalau dia tidak ingin diganggu. Eun Jo kemudian pergi tepat saat Jung Woo berkata, “Noona,” dan sama sekali tidak didengar olehnya. Saat itu juga paman Hyo Sun mencari Jung Woo untuk melakukan pengantaran rahasia. Dia bahkan memberi Jung Woo banyak uang.
Malam itu Dae Sung memberitahu Eun Jo kalau dia tidak akan memecat Ki Hoon karena dia sangat berguna. Dia akan memberhentikan Ki Hoon kalau Ki Hoon memang mau berhenti. Dae Sung bertanya pada Eun Jo tentang Life Plan yang tempo hari dimintanya tapi Eun Jo tidak punya. Jadi Dae Sung menduga kalau Eun Jo tidak jadi pergi karena ibu dan merasa sangat bersyukur. Dia berkata kalau dia tidak tahu harus berbuat apa bila Eun Jo benar-benar pergi.
Dae Sung menambahkan kalau dia tahu Eun Jo bisa mengurus dirinya sendiri. Dia hanya ingin agar Eun Jo menemukan tempat yang tepat bagi dirinya dan sampai waktu itu tiba, Dae Sung ingin menjaga Eun Jo. Keinginan Eun Jo untuk membayar hutang pada Dae Sung mengindikasikan kalau dia tidak tahu perasaan Dae Sung yang sebenarnya. Eun Jo berkata, “Rumah ini rumit. Jangan berikan hatimu padaku dan kalau sudah kau berikan sebaiknya kau ambil lagi. Aku ini orang yang mengerikan. Begitu mengerikan.. kau tidak akan pernah bisa membayangkannya. Kalau kau tahu apa yang aku pikirkan, kau tidak akan mau melihatku. Untuk sekarang, aku tetap tinggal karena ibu tapi aku akan pergi…”
Ki Hoon pergi untuk bertemu dengan ayahnya di sebuah hotel dan berkata kalau pekerjaan yang sekarang tidak sesuai dengan waktu dan usahanya. Papa Hong berkata kalau Ki Hoon melunak karena perasaannya pada Dae Sung. Tapi Ki Hoon membenarkan dan berkata kalau dia tidak sama dengan Ki Hoon 8 tahun lalu. Ketika dia pergi, dia sudah meninggalkan semua perasaannya disana.
Ayah tidak mengerti, apa maksudnya ini? Ki Hoon tertawa dan bercerita kalau permainan ini seperti sejarah era Dinasti Joseon. Ayah menyuruh pangeran untuk menjatuhkan raja dan merebut mahkota. Dia juga bilang kalau dia sudah menarik pedangnya dalam pertempuran tapi akhirnya dia tahu kalau musuhnya masih muda. Ayah tidak perlu khawatir pada Dae Sung. Ki Hoon berencana untuk berisitirahat dulu sebelum memikirkan rencana selanjutnya untuk menolong ayah.
Ayah berkata kalau Ki Hoon tidak tahu apa-apa. Dia menyerahkan dokumen. Ayah berkata kalau Ki Jung sudah menawar perusahaan Dae Sung dan ayah tidak mau membiarkan Ki Jung mendapatkannya sebab putranya itu sedang melakukan perluasan. Ayah juga menambahkan, “Apakah kau tidak ingin tahu bagaimana sebenarnya ibumu meninggal?”
Saat pergi dari hotel itu, Ki Hoon melihat Eun Jo lewat dengan berpakaian rapi dengan sepatu hak tinggi. Eun Jo sedang dalam acara pertemuan dengan teman kencan. Sudah diatur. Ki Hoon mengikutinya. Acaranya berlangsung mengerikan karena Eun Jo bersikap dingin. Pria itu bertanya berapa tinggi Eun Jo. Dan dia menjawab, “Harus seberapa tinggi aku agar kau menikahiku? Jika aku 170, akankah kau menikahiku? 172?” Ki Hoon terpukul mendengar Eun Jo membicarakan pernikahan dengan pria lain.
Dia menemui Eun Jo di luar dan bertanya apakah dia sedang dalam acara perjodohan lalu menambahkan kalau pria itu pasti tidak menarik karena itu dia pergi begitu cepat. Eun Jo hanya diam seperti es dan malah pergi. Ki Hoon mengikutinya dan berhasil menjangkaunya di jalan yang tinggi. Ki Hoon terus berusaha untuk mengejar dan menghentikannya. Tapi Eun Jo menambah kecepatan dan meninggalkan Ki Hoon jauh di belakang. Ki Hoon akhirnya berhasil memotong dan memintanya untuk pelan-pelan maka dia akan berhenti mengejar. Ki Hoon berkata kalau tidak aman dan dia akan berhenti mengejar. Dia juga berkata, “Aku tidak akan mengejarmu. Aku tidak akan mencoba menahanmu dan aku tidak akan memintamu untuk menahanku. Jadi kau tidak perlu lari. Kau mengerti? Bagaimanapun, aku juga…” Ki Hoon berhenti. Dia tidak mampu melanjutkan kata-katanya.
Eun Jo sampai di rumah dimana Jung Woo mengikutinya. Eun Jo memperhatikan Jung Woo dan bertanya apakah ada hal yang ingin dia sampaikan. Jung Woo tersenyum dan menggeleng. Ketika Eun Jo masuk ke dalam, Jung Woo membalik sepatu Eun Jo. Dia memperhatikan. Jung Woo berkata kalau hal itu adalah sumpah bagi orang yang dulu memberinya makan. Eun Jo mengerti karena dia adalah bos-nya. Jung Woo menambahkan kalau dia berterimakasih pada saat dimana dulu Eun Jo memberinya makan dan menjadi satu-satunya orang yang menjaganya.
Malam itu, Ki Hoon merenung di paviliunnya, dan memutuskan untuk menelpon Papa Hong. Dia berkata kalau ayah harus berjanji padanya ketika mereka mendapatkan perusahaan Dae Sung, Ki Hoon akan mendapatkan kendali penuh. Barulah dia mau menjalankan pekerjaannya.
Hari berikutnya, Hyo Sun memulai pekerjaannya sebagai pencuci beras. Dia mengeluh tapi kemudian dia ingat pada kata hatinya dan ingin membuktikan pada ayah dan Eun Jo. Ayah memarahinya karena sudah menumpahkan sebutir beras. Hyo Sun berpikir, “Apakah dia tidak berguna?” Kemudian dia menenangkan hatinya dan melanjutkan pekerjaannya.
Eun Jo datang dan membuat Jung Woo berdiri karena melihatnya. Eun Jo ingin bertemu dengan Hyo Sun saat dia sudah selesai. Ketika Eun Jo pergi, Jung Woo memberi hormat padanya, penuh harap, tapi Eun Jo mengabaikannya.
Eun Jo menyuruh Hyo Sun untuk mencoba pakaian dan ketika Hyo Sun bertanya itu untuk apa, Eun Jo hanya bilang kalau dia cantik. Hyo Sun membalas kalau perkataan itu tidak mempan lagi. Dia menyebut Eun Jo pembohong. Eun Jo mengatakan itu hanya agar membuat ego Hyo Sun naik dan dia pun mau melakukan apapun yang Eun Jo inginkan.
Tapi akhirnya syuting dimulai setelah sedikit cekcok. Ki Hoon memandang layar sambil tersenyum. Eun Jo memperhatikan Ki Hoon dengan tatapan cemburu. Tapi Ki Hoon tidak memperhatikan. Eun Jo kemudian bangkit dan pergi. Barulah Ki Hoon memperhatikannya.
Mereka bertiga kemudian pergi makan, dimana Eun Jo hanya memikirkan pekerjaan sementara Hyo Sun makan dengan tenangnya. Hyo Sun ingin menyuapi Ki Hoon dihadapan Eun Jo jadi menyuruh kakaknya itu minum saja. Tapi Eun Jo tidak bisa memegang minumannya dengan baik, jadi Ki Hoon turun tangan dan menyeimbangkan minuman Eun Jo.
Hyo Sun menelpon pamannya, yang mengirim Jung Woo untuk menjemput mereka. Eun Jo dan Ki Hoon sudah mabuk dan Jung Woo-lah yang akhirnya mengantar mereka pulang. Selama di dalam mobil, Hyo Sun memperhatikan kalau Jung Woo mencuri-curi pandang ke Eun Jo. Dia lalu bertanya siapa namanya dan tahu kalau dia baru dikeluarkan dari tentara.
Jung Woo membawa Ki Hoon ke tempat tidurnya sementara itu, Hyo Sun membawa dompet kakaknya masuk. Dia melihat dompet Eun Jo ada robekan. Dia kemudian menjumpai Jung Woo saat kembali ke mobil untuk menjemput Eun Jo. Ketika mereka sampai disana, Eun Jo sudah tidak ada. Mereka mencari Eun Jo keliling rumah. Ki Hoon terbangun dan mendengar apa yang terjadi. Dia tahu dimana Eun Jo berada. Ki Hoon pergi ke gudang anggur mereka dimana dia menemukan Eun Jo yang mabuk. Mata mereka saling bertemu. Ki Hoon ingin membawa Eun Jo tapi tidak jadi. Dia malah pergi. Jung Woo masuk dan akhirnya membawa Eun Jo kembali ke dalam rumah.
Debut Hyo Sun sebagai bintang iklan. Dia tampil cukup manis. Karena itu pula, banyak pesanan berdatangan yang membuat mereka harus bekerja keras. Untungnya ada Eun Jo yang bertindak cepat dengan idenya untuk meningkatkan produksi. Jadi semua pesanan yang datang dapat dipenuhi.
Mereka merayakannya, tapi tidak jadi karena hidung Eun Jo berdarah. Dia sudah tidak tidur semalaman dan ambruk di tangan ayah. Ki Hoon menggendongnya ke rumah sakit. Hyo Sun duduk di sisi tempat tidur Eun Jo.
Hyo Sun: “Wow, Song Eun Jo, tidak, sekarang Gu Eun Jo. Aku bahkan tidak bisa menirunya. Aku tidak bisa menjadi seperti dia. Jika aku mencoba menjadi seperti dia, kakiku akan putus…. Aku ingin menangis… aku tidak sepenuhnya mengkhawatirkannya tapi air mataku tidak mau berhenti…”
Hyo Sun berteriak membangunkan Eun Jo, “Unni ya. Unni ya, jangan mati. Aku akan bekerja dengan baik. Aku akan mengagumimu. Jangan mati, Unni ya.” Hyo Sun menangis dan saat itulah Eun Jo bangun dan menyuruhnya diam. Dia menghapus air mata Hyo Sun dan bertanya, “Apa aku sekarat? Apa mereka bilang aku akan mati? Atau kau berharap aku mati?” Eun Jo mencoba untuk bangkit tapi Hyo Sun menghentakkannya.
Hyo Sun: “Kau lemah. Aku belum pernah bertemu gadis seperti kau seumur hidupku. Kau ingin membuatku terlihat menyedihkan, iya kan? Karena itulah kau muncul di rumah kami, iya kan? Kemana kau pergi? Jangan bergerak sedikit pun. Aku tidak tahan melihatmu bergerak. Aku tidak tahan melihatmu berbicara. Kau hanya ingin mengesankan ayah jadi tidak tidur semalaman dan diam di lab hingga hidungmu berdarah. Meski kau tidak melakukan itu, aku selalu dibandingkan denganmu dan menjadi orang yang menyedihkan. Kau menjadi orang yang dipercaya. Coba saja lagi. Aku berharap sesuatu seperti dirimu mati saja!”
Saat itulah momen kemunculan ayah dan ibu. Ayah tidak percaya kalau kata-kata itu keluar dari mulut Hyo Sun. Hyo Sun kabur karena takut akan dimarahi lagi. Dia masuk ke dalam mobil Ki Hoon dan memintanya untuk membawanya pergi.
Kang Sook duduk di dekat Eun Jo dan berkata kalau dia akan baik-baik saja. Dia memintanya untuk tidak bekerja terlalu keras, toh nantinya perusahaan bakal jadi milik Eun Jo. Eun Jo bertanya apakah ketika mereka tinggal di Gunsan ibu mencoba bunuh diri. Ibu menjawab kalau kadang perlu perbuatan ekstrem untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Eun Jo bertanya lagi apakah ibu akan mencoba bunuh diri lagi bila Eun Jo pergi. Ibu bilang ya. Eun Jo sama sekali tidak percaya hal itu. Ibu mau mati untuknya? Ibu, “Kenapa aku harus berbohong?” Eun Jo, “Aku berharap itu bohong!” Ibu kemudian memeriksa apakah pintu tertutup, dan berjalan ke Eun Jo.
Kang Sook kemudian menceritakan bagaimana masa kecil Eun Jo yang menderita. Dimana dia harus menggali sampah untuk mendapatkan makanan agar Eun Jo tidak kelaparan. Ketika Eun Jo sakit, Kang Sook sangat khawatir dan bahkan berani menantang Buddha. Dia kemudian meminta Eun Jo untuk tidak bergerak.
Eun Jo bertanya apakah Kang Sook mencintai Dae Sung. Ibu terkejut pada pertanyaan itu. Eun Jo ingin tahu apakah dia benar-benar mencintai Dae Sung atau laki-laki itu hanya mangsa baru untuk diporoti hartanya. Eun Jo menangis dan ingin sekali menemukan sedikit rasa kemanusiaan di hati ibunya. Eun Jo meminta ibunya untuk mengatakan kalau Dae Sung bukan pria yang ingin diporoti ibu tapi pria yang sungguh-sungguh dia cintai. Jika dia berkata begitu, Eun Jo akan memaafkan semua kesalahannya. Kang Sook berkata dia benar-benar menyukai Dae Sung… sangat… karena dia punya harta untuk diporoti.
Kemudian Dae Sung membuka pintu. Dia telah mendengar pertanyaan Eun Jo dan jawabannya yang mengejutkan. Ketika Dae Sung masuk, Eun Jo berteriak seperti orang gila. Dia mencoba untuk menutup kenyataan mengerikan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar