Rabu, 20 April 2011

Cinderella’s Stepsister Eps 20

Eun-jo dan Ki-hoon akhirnya berciuman dan mereka melangkah ke masa depan. Eun-jo dengan mengangumkan menggambar rumah kecil mereka di tengah hutan. Dia bergumam kalau Hyo-sun menikah, mereka harus membawa Kang-sook ke rumah kecil itu sebab Eun-jo pasti merindukan seseorang untuk diajak bertengkar.

Ki-hoon terlihat termenung dan Eun-jo memperhatikan hal ini. Eun-jo tahu kalau saat ini Ki-hoon hanya bisa memikirkan ayahnya. Ki-hoon berkata kalau gambar dan perjalanan ke masa depan kebahagiaan itu sangat menolong dan bahwa, Eun-jo tidak boleh mengubah lagunya nanti atau kapanpun. Ki-hoon juga mengatakan kalau hal yang akan dia tahan sebelumnya kelihatannya tidak tertahankan, tapi sekarang tidak satu pun jadi masalah. Mereka lalu pergi untuk mengatakan yang sebenarnya pada Hyo-sun.

Di gudang anggur, ibu memberikan hadiah pada para pekerja karena pekerjaan mereka sudah selesai dengan baik. Dia berjanji kalau akan ada lebih banyak hadiah lagi selama mereka bekerja dengan setia di masa yang akan datang. Ibu meminta untuk bertemu dengan paman Hyo-sun dan ketika paman berdehem ketakutan, Hyo-sun menjamin dan menyuruhnya masuk.

Wajah Hyo-sun bersinar ketika Ki-hoon dan Eun-jo tiba tapi Ki-hoon dihalangi lagi oleh kedatangan para penyidik yang membawanya pergi. Para penyidik mengatakan kalau mereka menemukan buku bank Hong Ju atas nama Ki-hoon. Ki-hoon berkata kalau semuanya akan baik2 saja dan menyuruh Eun-jo untuk mengatakan semuanya pada Hyo-sun. Ki-hoon dibawa oleh pria dengan baju hitam ketika Eun-jo dan Hyo-sun melihat dengan ketakutan. Eun-jo mengejar mobil itu dan meminta mereka untuk berhenti jadi dia bisa mengatakan sesuatu tapi mereka terus berkendara.

Kang-sook mengajak paman bicara dimana Kang-sook mengatakan dengan terang2an kalau mereka berdua memang tidak ingin saling bertemu. Tapi mengusir paman akan menyulut kemarahan Hyo-sun begitu pula para tetua. Jadi ibu mengungkapkan sebuah solusi: ibu akan menikahkan paman dan dia bahkan telah mempersiapkan paman secara financial serta mendapatkan gadis yang prospektif. Kang-sook menunjukkan foto gadis itu dan paman langsung jatuh cinta.
Sedangkan, Eun-jo telah memberitahu Hyo-sun rahasia gelap Ki-hoon. Hyo-sun tidak percaya pada awalnya dan berpikir kalau Eun-jo mengarang ini semua untuk membalas dendam karena surat itu. Hyo-sun memutuskan kalau Eun-jo adalah orang jahat dengan mengatakan kalau Eun-jo tidak bisa membuat menderita gadis seperti dia sekarang dan bahwa, dia kecewa karena sudah mencoba berpegang pada Eun-jo selama 8 tahun belakangan ini.

Hyo-sun: Sejak kau muncul, apa kau tahu bagaimana hidupku telah berubah? Pandangan ayah mulai berpindah padamu dan secara tetap mendarat disana. Aku harus membagi ayahku. Lalu, tanpa sepengetahuanku, aku tidak bisa melihatnya lagi. Aku tahu kalau kasih sayang ibu adalah palsu dan aku mendapati kalau ibu telah mengkhianati ayah. Dan aku harus menangis karena aku adalah gadis menyedihkan yang tidak bisa membiarkannya pergi. Karena aku hanyalah anak tiri… Aku harus bahagia hanya dianggap anak tiri. Tapi sekarang… Kak Ki-hoon?
Hyo-sun mengenang semua kenangan manis dengan Ki-hoon. Hyo-sun jatuh dan Eun-jo segera bergerak ke dekat Hyo-sun. Hyo-sun sama sekali tidak ingin ditenangkan oleh Eun-jo, tapi Eun-jo memeluk Hyo-sun dan memegangnya dengan manis seperti kakak ketika Hyo-sun menangis.

Eun-jo merawat lutut Hyo-sun lalu mereka duduk menyebelah. Eun-jo berkata kalau dia masih punya banyak hal untuk dikatakan dan bahwa ketika dia bertanya-tanya apakah itu hal yang baik untuk dilakukan, dia berpikir kalau yang terbaik adalah terluka sekalian. Eun-jo berkata, “Aku… dan orang itu…” Tapi Hyo-sun tidak membiarkan Eun-jo menyelesaikan kata2nya.
Hyo-sun berkata kalau dia merasa bersedih untuk Ki-hoon dan bahwa dia ingin memeluknya. Hyo-sun berkata pada Eun-jo kalau ayah ingin menjaga Ki-hoon dan dia bertanya-tanya kalau Ki-hoon tidak pergi selama 8 tahun, dia mungkin tidak terlalu terluka. Hyo-sun bertanya-tanya jika dia meminta untuk mengembalikan Ki-hoon, maka Ki-hoon akan membiarkannya. Hyo-sun meminta Eun-jo untuk mengatakan pada Ki-hoon untuk tidak kabur.
Eun-jo berpikir sendiri: “Pada akhirnya, apakah cerita dongeng cocok denganku? Dunia dongeng yang indah dan manis… apakah itu sesuatu yang aku tidak diijinkan untuk dipunyai? Aku tidak mencoba untuk menaklukkan jagat raya. Aku tidak mencoba untuk menyelamatkan planet ini. Bahkan tidak mencoba untuk menyelamatkan negara ini…”
Ki-hoon tetap tenang selama pemeriksaan, dan menjawab dengan jujur kalau dia bahkan tidak pernah memikirkan kalau rekening seperti itu bisa ada dan bahwa dia sama sekali tidak tahu kalau miliaran uang disalurkan melaluinya. Eun-jo melanjutkan perkataannya, “Aku bahkan belum mampu memanggilnya dengan namanya. Jadi aku hanya meminta untuk hidup untuk memanggil namanya. Apakah itu sesuatu yang tidak bisa?”

Jung-woo mengemasi barang2nya dan bermain baseball untuk yang terakhir kalinya dengan Jun-su. Jung-woo melempar bolanya dengan keras hingga bola itu menghilang dengan matahari. Kemudian, Jung-woo melempar tongkat baseball-nya ke sungai saat dia melepaskan cintanya.
Ki-hoon bertemu dengan ayahnya. Dia mengatakan kalau dia ingin agar mereka hidup bersama, yang membuat ayahnya menangis. Ki-hoon berkata kalau sudah berkali-kali dia menginginkan ayah hanya menjadi ayah untuknya, tidak lebih. Ki-hoon berkata dia tahu bahwa meminta ayahnya untuk berkata jujur adalah mungkin memenjarakannya yang hanya Tuhan yang tahu sampai berapa lama.
Ki-hoon: “Aku akan menunggumu. Bersama dengan seorang gadis cantik, kami akan mendapatkan sebuah rumah untuk kau tinggali dan kami akan menunggumu. Gadis itu berjanji untuk melakukan itu. Selain aku… jangan berpegang pada yang lain, ayah.” Dan Ki-hoon menang dengan mudah. Dia memegang tangan ayahnya ketika kedua pria itu menangis. Ayah akhirnya jujur untuk pertama kalinya dan meletakkan tangannya di tangan Ki-hoon, bahagia pada kasih sayang Ki-hoon.
Eun-jo gelisah menunggu pesan dari Ki-hoon. Hyo-sun masuk untuk memberitahu kalau para tetua memutuskan untuk menjual saham mereka ke Hong Ju, yang tidak mengejutkan Eun-jo sebab dia tahu nilainya. Tapi dia tidak memberitahu Hyo-sun kenapa. Hyo-sun ingin memberitahu Ki-hoon jadi dia memberitahu Eun-jo untuk pergi ke Seoul bersamanya dan mencoba menemui Ki-hoon disana. Eun-jo mulai memberitahu Ki-hoon tapi dia menghentikannya.
Eun-jo berpikir sendiri, “Aku ingin mengatakan, bagaimana kalau seandainya aku hanya memikirkan diriku sendiri? Jika aku hanya melakukan seperti yang aku inginkan, apa yang akan kau lakukan? Tapi anak ini, yang berkata kalau aku mencuri segalanya darinya, yang berkata dia tidak punya apapaun yang tertinggal, aku tidak bisa membuka mulutku di depannya.” Eun-jo setuju pergi yang membuat Hyo-sun tersenyum.

Eun-jo pergi keluar dan paman Hyo-sun menyerahkan sepucuk surat padanya dari Jung-woo. Surat Jung-woo: “Tidak peduli dimanapun aku berada, tidak peduli dimanapun kau berada, satu2nya wanita dalam hatiku adalah kau. Tidak peduli apapun yang kau lakukan, aku akan selalu mencarimu. Jika kau memerlukanku, aku akan datang. Ingatlah itu.”
Eun-jo berlari sambil bergumam, “Jung-woo ya!” Eun-jo berlari ke stasiun bus sambil memanggil Jung-woo dan ketika Jung-woo melihat Eun-jo datang, dia menghampiri noona-nya. Eun-jo bertanya kemana Jung-woo akan pergi, apakah dia punya tempat tujuan. Jung-woo menjamin kalau dia punya banyak tempat untuk dituju. Eun-jo meminta Jung-woo untuk bersikap kejam dan menarik tangan Jung-woo. Eun-jo begitu mungil hingga Jung-woo dengan mudah memeluknya. Jung-woo berkata, “Aku ingin memelukmu seperti ini, sekali saja. Jika aku melepaskanmu sekarang, kau akan memukulku, kan?”

Jung-woo berkata semuanya akan baik2 saja, dia hanya akan dipukul sebelum dia pergi. Jung-woo memberikan jaminan pada Eun-jo kalau dia tidak akan kelaparan, jadi Eun-jo tidak perlu mengkhawatirkannya. Jung-woo: “Jika kau tidak hidup dengan baik, aku akan langsung tahu. Jika kau pikir kau mungkin memerlukanku, aku akan langsung tahu. Jika kau tidak ingin aku datang, hiduplah dengan baik.”
Eun-jo mencoba dengan mengatakan kalau Jung-woo tidak bisa pergi di saat dia belum melakukan apa2 untuk Jung-woo. Eun-jo memohon agar Jung-woo menunggu tapi Jung-woo sudah berkeras kalau dia harus pergi. Jung-woo tersenyum dan berkata, “Tidak peduli kemanapun kau pergi, aku akan bersamamu. Kau tahu itu, kan?” Jung-woo naik bus dan memberikan Eun-jo senyuman terakhirnya.
Kepergian Jung-woo membuat Eun-jo memikirkan sesuatu. Eun-jo berpikir kalau pergi lebih mudah dari yang dia pikirkan sebelumnya – kau hanya pergi melakukannya seperti itu, mudah dengan sebuah senyuman seperti Jung-woo. Eun-jo masuk ke kamarnya dan mengeluarkan ransel tuanya sambil mengingat kata2 Dae-sung kalau dia boleh bergantung padanya. Ki-hoon menelpon dalam perjalannya pulang ke rumah. Dia mengatakan kalau dia akan mencari Eun-jo dan bahwa dia merindukan Eun-jo dan bahwa dia melakukan yang terbaik, dengan memikirkan Eun-jo. Eun-jo menangis ketika mengatakan pada Ki-hoon kalau dia melakukan yang terbaik. Ki-hoon: “Eun-jo ya, aku lapar. Aku akan datang padamu… pada gadis jahatku.”

Eun-jo mengemasi barang2nya dan pergi. Ki-hoon kembali dan menemukan sebuah surat: “Tolong jaga Hyo-sun.” dan Eun-jo pun telah pergi. Hyo-sun terguncang mendengar berita ini, “Kakak meninggalkanku dan pergi.” Ki-hoon memohon pada ibu untuk memberitahunya kemana Eun-jo pergi. Tapi ibu menolak memberitahu dengan berbohong dan mengatakan kalau dia tidak tahu kemana Eun-jo pergi.
Beberapa bulan lewat dan perusahaan anggur berjalan dengan baik. Paman Hyo-sun masih disana. Hyo-sun mendapat pesan dari seorang temannya kalau seseorang tahu Gu Eun-jo di sebuah lab, jadi Hyo-sun bergegas untuk memeriksanya. Hyo-sun bertanya apakah kali ini memang sungguhan. Mobil Ki-hoon terparkir di luar yang menaikkan harapan Hyo-sun, tapi ternyata Gu Eun-jo yang ini adalah seorang pria jadi mereka pulang dengan kecewa.

Di luar, Hyo-sun bertanya apakah Ki-hoon dan Eun-jo berjanji sebelum Eun-jo pergi. Ki-hoon mengiyakan dan Hyo-sun mulai menepis tangan Ki-hoon. Hyo-sun bertanya kenapa Ki-hoon tidak mengatakannya sebelumnya ketika dia berkata kalau mereka memulai dari awal lagi. Ki-hoon menjawab kalau dia perlu waktu untuk berpikir, sebab Eun-jo memintanya untuk menjaga Hyo-sun di dalam suratnya dan Ki-hoon tidak tahu apa maksudnya itu. Ki-hoon berpikir kalau sampai Eun-jo kembali, dia akan menjaga Hyo-sun. Hyo-sun akhirnya mengerti sekarang. Dia meminta Ki-hoon untuk berhenti dan sebaiknya mereka bergabung untuk mencari Eun-jo.

Ketika Ki-hoon beranjak pergi, Hyo-sun mengatakan kalau sekarang Ki-hoon yang ditolak olehnya dan Hyo-sun terlihat sedikit membaik. Hyo-sun bertanya, dengan air mata mengalir, kalau ketika Eun-jo kembali, apakah Ki-hoon mau pergi untuk beberapa saat. Dengan cara seperti itu, ketika Ki-hoon kembali, dia akan bisa menganggap Ki-hoon sebagai kakak iparnya. Ki-hoon mengiyakan. Hyo-sun mulai menangis ketika dia berkata kalau dia merindukan Eun-jo.
Ternyata pria itu memang bukan Eun-jo tapi teman kantor Eun-jo yang dia minta untuk berbohong untuknya. Ki-hoon kebetulan mendengar pria itu di jalan dan mendengarkannya memperkenalkan diri dengan nama aslinya melalui telpon. Itu membuat Ki-hoon berhenti tapi Ki-hoon tidak memikirkan hal lain lagi.
Hyo-sun kemudian menelpon Ki-hoon dan mengatakan kalau dia membaca sebuah artikel di majalah tentang ragi, yang tidak mencantumkan nama Eun-jo tapi kelihatannya dia yang menulisnya. Nama tempat penelitiannya sama dengan nama lab yang mereka datangi sebelumnya. Ini membuat Ki-hoon teringat pada pria yang memakai nama aslinya dan dia pun bergegas.

Eun-jo pulang kerja dan ketika dia keluar, Ki-hoon berdiri di seberang jalan memandangi Eun-jo. Ki-hoon terlihat marah. Eun-jo melarikan diri dan Ki-hoon mengejarnya sambil memanggil namanya. Eun-jo tetap berlari dan membuat Ki-hoon memutuskan untuk menyeberangi jalan di tengah keramaian jalan raya. Suara klakson terdengar dan rem berdecit ketika Eun-jo berbalik dengan pelan. Dia berjalan seperti zombie ke tengah lengkingan suara klakson tapi Ki-hoon muncul dan meletakkan tangannya di pundak Eun-jo untuk menghentikannya. Dia mengambil tangan Eun-jo dan menuntunnya ke sebuah tempat.

Ki-hoon berteriak pada Eun-jo pada kebodohannya. Eun-jo hanya bertanya, “Nomer empat… apa itu? Dalam ‘Hal untuk diberitahu MMM’… Apa itu nomer empat?” Ki-hoon bertanya, “Apa kau ingin mendengarnya?” Eun-jo: “Aku mungkin tidak pernah bisa mendengarnya dan kau bisa saja mati!” Ki-hoon: “Aku mencintaimu. Kau gadis jahat. Aku mencintaimu.” Eun-jo memeluk Ki-hoon dan mereka pun berciuman. Eun-jo bertanya apa kepanjangan MMM dan Ki-hoon menjawab, “Mi malo muchacha. Gadis jahat-ku.”

Beberapa bulan kemudian, seluruh keluarga mengambil penghargaan untuk perusahaan anggur dan Ki-hoon muncul sebab dia telah pergi sebelumnya seperti permintaan Hyo-sun. Eun-jo dan Hyo-sun pergi ke kantor Dae-sung dan mempersembahkan penghargaan dan bunga untuk ayah. Hyo-sun berbalik pada Eun-jo: “Bukankah ada hal yang ingin kau akui, di hadapan ayah? Apakah kau tidak tahu apa yang aku maksud? Aku… merindukanmu.” Dia melihat kakakanya dan Eun-jo berkata, “Aku… juga merindukanmu.”

Hyo-sun dengan lembut mengambil tangan Eun-jo dengan foto Dae-sung sebagai latar belakangnya. Mereka berpelukan sebab akhirnya bisa saling menyayangi sebagai saudara. Dae-sung muncul diantara mereka yang membuat mereka semakin merasakan kehadirannya.
The End.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar