Hyo Sun menangis, sementara Ki Hoon sedang menelpon. Dia mencoba untuk membuat Eun Jo agar tidak putus asa. Eun Jo duduk di tangga rumah sakit dan bertanya-tanya apa ini terjadi karena dirinya. Ki Hoon mengobrol kalau di Jepang semuanya berjalan lancar: Hyo Sun memerankan peranan yang sangat penting.
Ki Hoon mengucapkan ini untuk membuat Eun Jo tidak rapuh. Dia terus saja memanggil, “Eun Jo ya,” sementara itu, Eun Jo berpikir jika Hyo Sun mungkin benar: dia dan ibunya menghancurkan seorang pria baik dengan masuk ke dalam rumahnya.
Ibu sedang berada di depan ruang operasi. Dia hanya menatap bagian bawah pintu. Dokter keluar dan menginformasikan kalau Dae Sung sudah berhasil melewati masa kritisnya. Kang Sook menyeringai mendengar ini. Dia bahkan tidak tersentak. Di sisi lain, Hyo Sun kesal melihat Ki Hoon yang hanya peduli pada Eun Jo.
Dae Sung sadar. Hyo Sun, Kang Sook, dan Eun Jo ada di sisinya. Eun Jo sama sekali tidak berkata apa-apa dan hanya memandang Dae Sung penuh harap. Sementara Hyo Sun bertingkah seperti anak kecil. Dia berkata sambil menangis, “Kenapa ayah melakukan ini padaku?!” Eun Jo kemudian menarik Hyo Sun karena dia bersikeras Dae Sung perlu istirahat. Kang Sook memegang tangan suaminya. Beberapa hari berikutnya, dia pulih dan bisa pulang ke rumah. Kang Sook menemaninya jalan-jalan semala proses penyembuhan ini.
Hyo Sun pergi berbelanja untuk membelikan ayah pakaian hiking tapi Eun Jo malah meninjunya. Di sisi lain, Ki Hoon mengatakan pada Dae Sung jika pertemuan di Jepang berjalan dengan lancar. Tapi Dae Sung malah membicarakan ayah Ki Hoon. Membuat Ki Hoon tetap disini memang baik tapi ayah Ki Hoon pasti punya rencana untuk masa depan putranya. Dae Sung menawarkan diri untuk berbicara pada Ayah Hong agar semuanya jadi jelas.
Ki Hoon merasa sangat bersalah karena dia menipu Dae Sung. Dia berkata kalau ayahnya bukan pria seperti Dae Sung. Dia bersikeras akan berbicara sendiri pada ayahnya. Ki Hoon, “Ajusshi, kau harus mempercayaiku. Meski hal-hal tidak terduga terjadi… kau harus mempercayaiku!” Dae Sung hanya tertawa melihat wajah serius Ki Hoon.
Eun Jo datang sambil berlari dan mengatakan kalau dia akan melewatkan pertemuan dengan pembeli dari Jepang. Dia berlari lagi dan jatuh tapi dengan cepat bangkit lagi. Ki Hoon melihat ini dan ingat bagaimana Eun Jo sewaktu masih remaja dulu. Ki Hoon hanya mendesah, “Huh!”
Alasan kenapa Eun Jo buru-buru adalah karena dia sedang melakukan percobaan baru. Dia menceritakan dengan semangat pada Dae Sung kalau dia akan mencoba heat treatment pada alkohol. Dengan metode ini waktu dapat dipersingkat dan biaya dan dikurangi. Dae Sung memperingatkan tentang buih yang akan hilang tapi Eun Jo bilang dia dapat menangani semua itu.
Dae Sung berhenti dan menunjuk jaket yang sedang dia kenakan dan mengatakan kalau dia mengenakan jaket yang Eun Jo berikan. Dae Sung berkata, “Ini bagus kan? Tidakkah ini bagus?” Eun Jo hanya diam. Dia terlihat tidak biasa. Hyo Sun muncul dan mengatakan jika jaket itu bagus.
Hyo Sun berkata kalau dia berencana membelikan ayah jaket yang baru tapi Eun Jo melarangnya. Eun Jo mencoba membuat kalau itu bukan masalah besar. Hyo Sun berkata kalau sebaiknya Eun Jo tidak menjelaskan tentang hadiah itu. Dia juga berkata kalau dia bukan anak umur 16 tahun lagi lalu menyusul ayah. Eun Jo hanya bisa memandang mereka.
Hyo Sun dan Ki Hoon pergi ke pertemuan dengan pembeli dari Jepang. Kali ini Hyo Sun sudah bisa bicara sedikit bahasa Jepang. Akan tetapi, Ki Hoon memarahi Hyo Sun karena setuju pergi minum dengan para pembeli itu. Dia berteriak seolah-olah Hyo Sun sudah menjual dirinya untuk persetujuan ini. Ki Hoon bertanya apakah Hyo Sun baik-baik saja dan Hyo Sun sama sekali tidak bisa bicara.
Jung Woo sementara itu menyiapkan makan siang untuk Eun Jo. Dia tersenyum sendiri dan pergi ke lab dimana Eun Jo menginap lagi. Jung Woo menyerahkan makan siang itu yang katanya dari ibu. Eun Jo berkata kalau Jung Woo tidak perlu berbohong sebab ibu tidak pernah melakukan hal seperti ini seumur hidupnya.
Eun Jo bertanya apakah ibu mengenali Jung Woo. Dan Jung Woo hanya menjawab, “Bagaimana dia bisa membayangkan kalau aku akan tumbuh menjadi pria ideal seperti ini?!” Eun Jo memberikan tatapan mautnya sehingga Jung Woo langsung ciut. Eun Jo juga ingin tahu bagaimana dia bisa menemukannya disini. Flashback: waktu masih di tentara, Jung Woo sedang berada di toilet dan membaca majalah. Dia melihat ada foto Eun Jo disana. Dia menjelaskan bahwa dia menelpon paman Hyo Sun dua kali sehari, setiap hari hingga dia dikeluarkan. Tiba-tiba saja, Jung Woo ingat jika paman sudah kembali ke rumah.
Paman berlutut dihadapan Dae Sung. Dia minta maaf. Dae Sung berkata kalau dia ingin menjaga paman, menikahkannya, dan membangun masa depannya. Dae Sung, “Apa yang akan kau lakukan jika aku pergi? Apa kau pikir akan mudah bagimu tinggal disini jika aku tidak ada?” Paman tidak mengerti dan berkata, “Kau akan pergi ke suatu tempat? Kemana kau akan pergi?” Dae Sung hanya mendesah.
Terjadi keributan diluar. Eun Jo menyeret tangan paman memintanya untuk bertanggung jawab. Jung Woo hanya berdiri tidak tahu harus melakukan apa. Eun Jo berkata kalau perusahaan harus ditutup dan paman harus bertanggung jawab. Hyo Sun berlari keluar dan mencoba menarik Eun Jo dari paman. Hyo Sun menggigit Eun Jo. Ki Hoon muncul dan mencoba memisahkan kedua bersaudari itu tapi malah mendorong Eun Jo ke tanah. Jung Woo bergabung dan menarik Eun Jo. Kali ini dia berhadapan dengan Ki Hoon. Tapi Hyo Sun membela Ki Hoon dan menampar Jung Woo. Paman mencoba kabur…
Eun Jo melihat ini dan menariknya lagi. Hyo Sun mencoba menghentikannya. Eun Jo mendorongnya hingga jatuh ke tanah. Hyo Sun bangkit dan menaikkan tangannya tapi ditahan oleh Jung Woo. Ki Hoon maju dan memegang tangan Jung Woo. Kemudian Dae Sung muncul dan semuanya jadi membeku. Eun Jo menangis melihat kedatangannya. Dia tahu dia sudah kelewatan dan akhirnya dia lari dari sana.
Ki Hoon melangkah untuk mengejar Eun Jo tapi Hyo Sun menarik tangannya. Jung Woo-lah yang mengejar Eun Jo. Eun Jo berlari dan melepaskan semua rasa sakitnya. Kali ini Jung Woo mengejar dan berhenti di depannya. Jung Woo berkata, “Kau berlari hingga kehabisan nafas. Aku akan berlari untukmu. Seberapa jauh kita harus berlari? Sampai disana?” Dia pun menngangkat Eun Jo dan membawanya berlari.
Jung Woo berlari dan berlari. Eun Jo membiarkannya saja dan diapun tersenyum. Mereka lalu duduk di pinggir sungai dan Jung Woo tidak berhenti memandangi Eun Jo. Jung Woo berkata, “Kau lupa kenapa kau kesal, benar kan?” Eun Jo: “Iya. Aku lupa. Jadi?” Jung Woo: “Air matamu sudah menghilang, kan?” Eun Jo mengiyakan. Jung Woo bertanya apakah dia sudah boleh memulai pertunjukkannya sekarang lalu melompat dihadapan Eun Jo.
Jung Woo mulai menari. Dia menarikan tarian yang dulu sering dia lakukan waktu kecil. Eun Jo tertawa sebab dia ingat lagi bagaimana Jung Woo waktu kecil. Eun Jo terus tertawa dan matanya pun berkaca-kaca. Dan Ki Hoon muncul. Dia melihat Jung Woo yang sedang menari dan Eun Jo yang tersenyum…
Kembali ke lab. Eun Jo membuat terobosan baru dengan melakukan tes terhadap kendi anggur beras dihadapan Dae Sung, Hyo Sun, dan Ki Hoon. Dae Sung berkata kalau hal ini mungkin mengubah segalanya. Hyo Sun memahami rasa bangga ayah pada Eun Jo. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah bisa dia raih, tidak peduli seberapa besar dia berusaha.
Malam itu Hyo Sun kembali ke gudang anggur. Dia mendekati kendi anggur dan mengambilnya lalu menghancurkannya di tanah. Hanya saja, waktu dia memangdang kembali, benda itu masih ada di rak. Hyo Sun mundur, dia tidak percaya pada keinginan jahatnya. Apa yang tidak diketahui Hyo Sun adalah Eun Jo berada disana sepanjang waktu menyaksikan kendi percobaannya dalam diam.
Eun Jo pulang malam itu dan melihat ibu sedang berbicara dengan seseorang di hutan di luar gerbang. Eun Jo mengendap-endap mendekatinya dan berhasil membuat ibu kena serangan jantung! Eun Jo bertanya ibu sedang menelpon siapa. Apakah Ajusshi Jang? Eun Jo marah. Kesabarannya sudah habis. Dia mengancam ibu kalau ibu berani menyakiti Dae Sung maka Eun Jo akan bunuh diri, “Neraka masih bisa aku tahan daripada hidup dengan ibu! Aku serius!”
Eun Jo lalu pulang dan menemukan Ki Hoon sedang mengajari Hyo Sun bahasa Jepang. Hyo Sun terus memandangi Ki Hoon. Jadi Ki Hoon menyingkirkan bukunya dan bangkit. Dan berkata kalau dia tidak akan bisa bekerja dengan baik jika Hyo Sun terus seperti ini. Dia meminta Hyo Sun untuk berhenti bermain-main! Hyo Sun bersikeras bahwa dia bukan anak-anak dan dia sudah bekerja keras untuk menjadi dewasa seperti keinginan Ki Hoon. Dia juga mengumumkan kalau dia menyukai Ki Hoon. Tidak peduli apapun yang Ki Hoon katakan padanya atau hal kejam apa yang dia lakukan. Ki Hoon terkejut. Hyo Sun berkata, “Jika kau orang dewasa, katakan apa yang harus aku lakukan sekarang?” Ki Hoon diam. Hyo Sun lanjut lagi, “Kau tidak punya jawaban kan? Ini bukan karena bahasa Jepang, matematika, atau bisnis. Dan… karena aku bukan Eun Jo…”
Eun Jo masuk saat itu dan mengatakan agar tidak mencatut namanya. Dia tidak ada urusan dengan hubungan mereka. Dia menambahkan bahwa dia bukan wanita yang gampang patah hati bila ditinggal orang yang dicintai seperti Hyo Sun. Dia juga menambahkan ketika seseorang meninggalkannya maka orang itu tidak penting lagi dalam hidupnya. Dia adalah orang yang biasa meninggalkan orang lain. Lalu Eun Jo pergi ke gudang anggur.
Ki Hoon menemui Eun Jo disana dan berkata kalau dia juga sama dengannya: gampang melupakan orang lain. Ki Hoon berkata bahwa meninggalkan seseorang yang mencuri hatinya beberapa saat tidak berarti apa-apa. Dia menambahkan, “Aku mungkin seperti itu… tapi kau tidak! Jangan lakukan itu. Membenciku sampai mati, memaksa dirimu untuk melupakanku, jangan lakukan itu. Jangan lakukan apa-apa. Pikirkan saja aku sudah pergi!” Eun Jo berbalik dan bilang, “Aku berhutang sangat besar pada rumah ini. Aku akan membunuh siapapun yang mencoba menghancurkannya. Jika kau memperlakukan Hyo Sun dengan buruk, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!”
Hari pembukaan kendi. Semua orang menunggu dengan cemas. Ternyata gagal setelah Eun Jo membukanya. Dae Sung berkata kalau mereka bisa menggunakan itu sebagai percobaan. Eun Jo ingin membuangnya jadi dia merampasnya dari tangan Dae Sung dan melemparkannya. Hyo Sun menemuinya di luar sedang berpikir. Dia berkata, “Ayah sudah mencoba memecahkan ini seumur hidupnya. Apa kau berpikir kau bisa melakukannya? Kau ingin menjadi pahlawan, kan? Kau ingin muncul dengan hal baru dan mengejutkan semua orang, memulai kembali perusahaan yang dihancurkan pamanku, jadi kau bisa menyombong ke semua orang, benar kan? Aku kira kau bukan pahlawan!” Hyo Sun mengumumkan kemenangannya – dia telah berhasil mendapatkan pembeli. Eun Jo bertanya apakah hal itu benar. Hyo Sun: “Kenapa? Apa hal itu membuatmu marah?”
Sementara itu, Ki Hoon mengunjungi ayahnya, dan meminta pinjaman uang. Dae Sung mengumumkan jika dia menurunkan pesanan. Ki Hoon mencoba ikut campur dengan berkata kalau ini masalah uang dia akan membantu. Eun Jo berkata jika sudah terlambat. Dia sudah menerima pesanan itu. Dae Sung berkata dia tidak punya uang untuk menjalalankan perusahaan untuk memenuhi pesanan sebesar itu. Eun Jo bilang dia sudah membereskannya dengan meminjam uang pada para tetua di kota mereka. Dae Sung tidak bisa berkata apa-apa.
Mereka membuka kembali perusahaan. Dae Sung menemui Eun Jo untuk berbicara dengannya. Eun Jo mencoba mencari tahu apa yang salah dengan percobaannya. Dae Sung berkata kalau dia tidak tahu. Dae Sung berkata, “Angin, air, butir beras… embun malam yang melakukan pekerjaan itu, jadi aku tidak tahu. Tapi di suatu tempat kau sedang mencari. Ragi yang kau cari ada disana. Ketika kau dan ibumu menjadi keluargaku, rasa anggur menjadi lebih baik. Benar. Itu karena ragi yang mengikutimu kesini. Kau dan ibumu membawa ragi yang bagus dan memberikannya untukku.”
Eun Jo bertanya apakah Dae Sung bersungguh-sungguh. Dae Sung mengiyakan. Dia memandang Eun Jo penuh harap dan bertanya apakah dia tidak akan memanggilnya ‘ayah’ sekali saja. Dae Sung memandang Eun Jo tapi dia tidak bisa melakukan itu. Eun Jo berkata kalau Dae Sung terus memintanya, maka dia akan pergi. Dae Sung menyerah. Dia mengira kalau Eun Jo memang tidak mau. Padahal, Eun Jo sangat sangat sangat ingin melakukannya.
Kang Sook pergi menemui Jang untuk terakhir kalinya. Mereka harus putus. Jang jelas menolak. Kang Sook berkata kalau dia akan bersumpah setia pada suaminya. Dia memberikan Jang uang dan berkata kalau Jang bisa mendapatkan uang yang lebih banyak dari yang ada di dalam amplop itu maka dia boleh datang dan Kang Sook akan hidup dengannya. Jang membuka amplop itu dan melihat banyak banget uang.
Kang Sook berjalan keluar tapi berhenti untuk sesaat. Kemudian dia berjalan lagi dan mendapati Eun Jo berdiri dihadapannya. Kang Sook mencoba membela diri, “Tidak. Tidak seperti itu!” Eun Jo bertanya, “Apa yang tidak seperti itu?” Eun Jo melewati ibu yang mencoba mengajaknya pergi. Dia menuju ke Coffee Shop dimana Jang sedang menunggu.
Ki Hoon mengucapkan ini untuk membuat Eun Jo tidak rapuh. Dia terus saja memanggil, “Eun Jo ya,” sementara itu, Eun Jo berpikir jika Hyo Sun mungkin benar: dia dan ibunya menghancurkan seorang pria baik dengan masuk ke dalam rumahnya.
Ibu sedang berada di depan ruang operasi. Dia hanya menatap bagian bawah pintu. Dokter keluar dan menginformasikan kalau Dae Sung sudah berhasil melewati masa kritisnya. Kang Sook menyeringai mendengar ini. Dia bahkan tidak tersentak. Di sisi lain, Hyo Sun kesal melihat Ki Hoon yang hanya peduli pada Eun Jo.
Dae Sung sadar. Hyo Sun, Kang Sook, dan Eun Jo ada di sisinya. Eun Jo sama sekali tidak berkata apa-apa dan hanya memandang Dae Sung penuh harap. Sementara Hyo Sun bertingkah seperti anak kecil. Dia berkata sambil menangis, “Kenapa ayah melakukan ini padaku?!” Eun Jo kemudian menarik Hyo Sun karena dia bersikeras Dae Sung perlu istirahat. Kang Sook memegang tangan suaminya. Beberapa hari berikutnya, dia pulih dan bisa pulang ke rumah. Kang Sook menemaninya jalan-jalan semala proses penyembuhan ini.
Hyo Sun pergi berbelanja untuk membelikan ayah pakaian hiking tapi Eun Jo malah meninjunya. Di sisi lain, Ki Hoon mengatakan pada Dae Sung jika pertemuan di Jepang berjalan dengan lancar. Tapi Dae Sung malah membicarakan ayah Ki Hoon. Membuat Ki Hoon tetap disini memang baik tapi ayah Ki Hoon pasti punya rencana untuk masa depan putranya. Dae Sung menawarkan diri untuk berbicara pada Ayah Hong agar semuanya jadi jelas.
Ki Hoon merasa sangat bersalah karena dia menipu Dae Sung. Dia berkata kalau ayahnya bukan pria seperti Dae Sung. Dia bersikeras akan berbicara sendiri pada ayahnya. Ki Hoon, “Ajusshi, kau harus mempercayaiku. Meski hal-hal tidak terduga terjadi… kau harus mempercayaiku!” Dae Sung hanya tertawa melihat wajah serius Ki Hoon.
Eun Jo datang sambil berlari dan mengatakan kalau dia akan melewatkan pertemuan dengan pembeli dari Jepang. Dia berlari lagi dan jatuh tapi dengan cepat bangkit lagi. Ki Hoon melihat ini dan ingat bagaimana Eun Jo sewaktu masih remaja dulu. Ki Hoon hanya mendesah, “Huh!”
Alasan kenapa Eun Jo buru-buru adalah karena dia sedang melakukan percobaan baru. Dia menceritakan dengan semangat pada Dae Sung kalau dia akan mencoba heat treatment pada alkohol. Dengan metode ini waktu dapat dipersingkat dan biaya dan dikurangi. Dae Sung memperingatkan tentang buih yang akan hilang tapi Eun Jo bilang dia dapat menangani semua itu.
Dae Sung berhenti dan menunjuk jaket yang sedang dia kenakan dan mengatakan kalau dia mengenakan jaket yang Eun Jo berikan. Dae Sung berkata, “Ini bagus kan? Tidakkah ini bagus?” Eun Jo hanya diam. Dia terlihat tidak biasa. Hyo Sun muncul dan mengatakan jika jaket itu bagus.
Hyo Sun berkata kalau dia berencana membelikan ayah jaket yang baru tapi Eun Jo melarangnya. Eun Jo mencoba membuat kalau itu bukan masalah besar. Hyo Sun berkata kalau sebaiknya Eun Jo tidak menjelaskan tentang hadiah itu. Dia juga berkata kalau dia bukan anak umur 16 tahun lagi lalu menyusul ayah. Eun Jo hanya bisa memandang mereka.
Hyo Sun dan Ki Hoon pergi ke pertemuan dengan pembeli dari Jepang. Kali ini Hyo Sun sudah bisa bicara sedikit bahasa Jepang. Akan tetapi, Ki Hoon memarahi Hyo Sun karena setuju pergi minum dengan para pembeli itu. Dia berteriak seolah-olah Hyo Sun sudah menjual dirinya untuk persetujuan ini. Ki Hoon bertanya apakah Hyo Sun baik-baik saja dan Hyo Sun sama sekali tidak bisa bicara.
Jung Woo sementara itu menyiapkan makan siang untuk Eun Jo. Dia tersenyum sendiri dan pergi ke lab dimana Eun Jo menginap lagi. Jung Woo menyerahkan makan siang itu yang katanya dari ibu. Eun Jo berkata kalau Jung Woo tidak perlu berbohong sebab ibu tidak pernah melakukan hal seperti ini seumur hidupnya.
Eun Jo bertanya apakah ibu mengenali Jung Woo. Dan Jung Woo hanya menjawab, “Bagaimana dia bisa membayangkan kalau aku akan tumbuh menjadi pria ideal seperti ini?!” Eun Jo memberikan tatapan mautnya sehingga Jung Woo langsung ciut. Eun Jo juga ingin tahu bagaimana dia bisa menemukannya disini. Flashback: waktu masih di tentara, Jung Woo sedang berada di toilet dan membaca majalah. Dia melihat ada foto Eun Jo disana. Dia menjelaskan bahwa dia menelpon paman Hyo Sun dua kali sehari, setiap hari hingga dia dikeluarkan. Tiba-tiba saja, Jung Woo ingat jika paman sudah kembali ke rumah.
Paman berlutut dihadapan Dae Sung. Dia minta maaf. Dae Sung berkata kalau dia ingin menjaga paman, menikahkannya, dan membangun masa depannya. Dae Sung, “Apa yang akan kau lakukan jika aku pergi? Apa kau pikir akan mudah bagimu tinggal disini jika aku tidak ada?” Paman tidak mengerti dan berkata, “Kau akan pergi ke suatu tempat? Kemana kau akan pergi?” Dae Sung hanya mendesah.
Terjadi keributan diluar. Eun Jo menyeret tangan paman memintanya untuk bertanggung jawab. Jung Woo hanya berdiri tidak tahu harus melakukan apa. Eun Jo berkata kalau perusahaan harus ditutup dan paman harus bertanggung jawab. Hyo Sun berlari keluar dan mencoba menarik Eun Jo dari paman. Hyo Sun menggigit Eun Jo. Ki Hoon muncul dan mencoba memisahkan kedua bersaudari itu tapi malah mendorong Eun Jo ke tanah. Jung Woo bergabung dan menarik Eun Jo. Kali ini dia berhadapan dengan Ki Hoon. Tapi Hyo Sun membela Ki Hoon dan menampar Jung Woo. Paman mencoba kabur…
Eun Jo melihat ini dan menariknya lagi. Hyo Sun mencoba menghentikannya. Eun Jo mendorongnya hingga jatuh ke tanah. Hyo Sun bangkit dan menaikkan tangannya tapi ditahan oleh Jung Woo. Ki Hoon maju dan memegang tangan Jung Woo. Kemudian Dae Sung muncul dan semuanya jadi membeku. Eun Jo menangis melihat kedatangannya. Dia tahu dia sudah kelewatan dan akhirnya dia lari dari sana.
Ki Hoon melangkah untuk mengejar Eun Jo tapi Hyo Sun menarik tangannya. Jung Woo-lah yang mengejar Eun Jo. Eun Jo berlari dan melepaskan semua rasa sakitnya. Kali ini Jung Woo mengejar dan berhenti di depannya. Jung Woo berkata, “Kau berlari hingga kehabisan nafas. Aku akan berlari untukmu. Seberapa jauh kita harus berlari? Sampai disana?” Dia pun menngangkat Eun Jo dan membawanya berlari.
Jung Woo berlari dan berlari. Eun Jo membiarkannya saja dan diapun tersenyum. Mereka lalu duduk di pinggir sungai dan Jung Woo tidak berhenti memandangi Eun Jo. Jung Woo berkata, “Kau lupa kenapa kau kesal, benar kan?” Eun Jo: “Iya. Aku lupa. Jadi?” Jung Woo: “Air matamu sudah menghilang, kan?” Eun Jo mengiyakan. Jung Woo bertanya apakah dia sudah boleh memulai pertunjukkannya sekarang lalu melompat dihadapan Eun Jo.
Jung Woo mulai menari. Dia menarikan tarian yang dulu sering dia lakukan waktu kecil. Eun Jo tertawa sebab dia ingat lagi bagaimana Jung Woo waktu kecil. Eun Jo terus tertawa dan matanya pun berkaca-kaca. Dan Ki Hoon muncul. Dia melihat Jung Woo yang sedang menari dan Eun Jo yang tersenyum…
Kembali ke lab. Eun Jo membuat terobosan baru dengan melakukan tes terhadap kendi anggur beras dihadapan Dae Sung, Hyo Sun, dan Ki Hoon. Dae Sung berkata kalau hal ini mungkin mengubah segalanya. Hyo Sun memahami rasa bangga ayah pada Eun Jo. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah bisa dia raih, tidak peduli seberapa besar dia berusaha.
Malam itu Hyo Sun kembali ke gudang anggur. Dia mendekati kendi anggur dan mengambilnya lalu menghancurkannya di tanah. Hanya saja, waktu dia memangdang kembali, benda itu masih ada di rak. Hyo Sun mundur, dia tidak percaya pada keinginan jahatnya. Apa yang tidak diketahui Hyo Sun adalah Eun Jo berada disana sepanjang waktu menyaksikan kendi percobaannya dalam diam.
Eun Jo pulang malam itu dan melihat ibu sedang berbicara dengan seseorang di hutan di luar gerbang. Eun Jo mengendap-endap mendekatinya dan berhasil membuat ibu kena serangan jantung! Eun Jo bertanya ibu sedang menelpon siapa. Apakah Ajusshi Jang? Eun Jo marah. Kesabarannya sudah habis. Dia mengancam ibu kalau ibu berani menyakiti Dae Sung maka Eun Jo akan bunuh diri, “Neraka masih bisa aku tahan daripada hidup dengan ibu! Aku serius!”
Eun Jo lalu pulang dan menemukan Ki Hoon sedang mengajari Hyo Sun bahasa Jepang. Hyo Sun terus memandangi Ki Hoon. Jadi Ki Hoon menyingkirkan bukunya dan bangkit. Dan berkata kalau dia tidak akan bisa bekerja dengan baik jika Hyo Sun terus seperti ini. Dia meminta Hyo Sun untuk berhenti bermain-main! Hyo Sun bersikeras bahwa dia bukan anak-anak dan dia sudah bekerja keras untuk menjadi dewasa seperti keinginan Ki Hoon. Dia juga mengumumkan kalau dia menyukai Ki Hoon. Tidak peduli apapun yang Ki Hoon katakan padanya atau hal kejam apa yang dia lakukan. Ki Hoon terkejut. Hyo Sun berkata, “Jika kau orang dewasa, katakan apa yang harus aku lakukan sekarang?” Ki Hoon diam. Hyo Sun lanjut lagi, “Kau tidak punya jawaban kan? Ini bukan karena bahasa Jepang, matematika, atau bisnis. Dan… karena aku bukan Eun Jo…”
Eun Jo masuk saat itu dan mengatakan agar tidak mencatut namanya. Dia tidak ada urusan dengan hubungan mereka. Dia menambahkan bahwa dia bukan wanita yang gampang patah hati bila ditinggal orang yang dicintai seperti Hyo Sun. Dia juga menambahkan ketika seseorang meninggalkannya maka orang itu tidak penting lagi dalam hidupnya. Dia adalah orang yang biasa meninggalkan orang lain. Lalu Eun Jo pergi ke gudang anggur.
Ki Hoon menemui Eun Jo disana dan berkata kalau dia juga sama dengannya: gampang melupakan orang lain. Ki Hoon berkata bahwa meninggalkan seseorang yang mencuri hatinya beberapa saat tidak berarti apa-apa. Dia menambahkan, “Aku mungkin seperti itu… tapi kau tidak! Jangan lakukan itu. Membenciku sampai mati, memaksa dirimu untuk melupakanku, jangan lakukan itu. Jangan lakukan apa-apa. Pikirkan saja aku sudah pergi!” Eun Jo berbalik dan bilang, “Aku berhutang sangat besar pada rumah ini. Aku akan membunuh siapapun yang mencoba menghancurkannya. Jika kau memperlakukan Hyo Sun dengan buruk, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!”
Hari pembukaan kendi. Semua orang menunggu dengan cemas. Ternyata gagal setelah Eun Jo membukanya. Dae Sung berkata kalau mereka bisa menggunakan itu sebagai percobaan. Eun Jo ingin membuangnya jadi dia merampasnya dari tangan Dae Sung dan melemparkannya. Hyo Sun menemuinya di luar sedang berpikir. Dia berkata, “Ayah sudah mencoba memecahkan ini seumur hidupnya. Apa kau berpikir kau bisa melakukannya? Kau ingin menjadi pahlawan, kan? Kau ingin muncul dengan hal baru dan mengejutkan semua orang, memulai kembali perusahaan yang dihancurkan pamanku, jadi kau bisa menyombong ke semua orang, benar kan? Aku kira kau bukan pahlawan!” Hyo Sun mengumumkan kemenangannya – dia telah berhasil mendapatkan pembeli. Eun Jo bertanya apakah hal itu benar. Hyo Sun: “Kenapa? Apa hal itu membuatmu marah?”
Sementara itu, Ki Hoon mengunjungi ayahnya, dan meminta pinjaman uang. Dae Sung mengumumkan jika dia menurunkan pesanan. Ki Hoon mencoba ikut campur dengan berkata kalau ini masalah uang dia akan membantu. Eun Jo berkata jika sudah terlambat. Dia sudah menerima pesanan itu. Dae Sung berkata dia tidak punya uang untuk menjalalankan perusahaan untuk memenuhi pesanan sebesar itu. Eun Jo bilang dia sudah membereskannya dengan meminjam uang pada para tetua di kota mereka. Dae Sung tidak bisa berkata apa-apa.
Mereka membuka kembali perusahaan. Dae Sung menemui Eun Jo untuk berbicara dengannya. Eun Jo mencoba mencari tahu apa yang salah dengan percobaannya. Dae Sung berkata kalau dia tidak tahu. Dae Sung berkata, “Angin, air, butir beras… embun malam yang melakukan pekerjaan itu, jadi aku tidak tahu. Tapi di suatu tempat kau sedang mencari. Ragi yang kau cari ada disana. Ketika kau dan ibumu menjadi keluargaku, rasa anggur menjadi lebih baik. Benar. Itu karena ragi yang mengikutimu kesini. Kau dan ibumu membawa ragi yang bagus dan memberikannya untukku.”
Eun Jo bertanya apakah Dae Sung bersungguh-sungguh. Dae Sung mengiyakan. Dia memandang Eun Jo penuh harap dan bertanya apakah dia tidak akan memanggilnya ‘ayah’ sekali saja. Dae Sung memandang Eun Jo tapi dia tidak bisa melakukan itu. Eun Jo berkata kalau Dae Sung terus memintanya, maka dia akan pergi. Dae Sung menyerah. Dia mengira kalau Eun Jo memang tidak mau. Padahal, Eun Jo sangat sangat sangat ingin melakukannya.
Kang Sook pergi menemui Jang untuk terakhir kalinya. Mereka harus putus. Jang jelas menolak. Kang Sook berkata kalau dia akan bersumpah setia pada suaminya. Dia memberikan Jang uang dan berkata kalau Jang bisa mendapatkan uang yang lebih banyak dari yang ada di dalam amplop itu maka dia boleh datang dan Kang Sook akan hidup dengannya. Jang membuka amplop itu dan melihat banyak banget uang.
Kang Sook berjalan keluar tapi berhenti untuk sesaat. Kemudian dia berjalan lagi dan mendapati Eun Jo berdiri dihadapannya. Kang Sook mencoba membela diri, “Tidak. Tidak seperti itu!” Eun Jo bertanya, “Apa yang tidak seperti itu?” Eun Jo melewati ibu yang mencoba mengajaknya pergi. Dia menuju ke Coffee Shop dimana Jang sedang menunggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar